JAKARTA, KOMPAS.TV- Bagaimana kualitas udara di Jakarta hari ini? Pada Minggu pagi (23/6/2024), laman resmi IQAir menyebutkan bahwa kualitas udara Jakarta masuk kategori tidak sehat dan menjadi terburuk nomor tiga di dunia.
Berada pada angka 166, data laman resmi IQAir pada pukul 07.15, diketahui bahwa indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta berada di angka 166, dengan angka partikel halus (particulate matter/PM) 2,5 di angka konsentrasi 77 mikrogram per meter kubik.
Konsentrasi tersebut setara 15,4 kali nilai panduan kualitas udara tahunan Badan Kesehatan Dunia atau WHO.
Situs pemantau kualitas udara dengan waktu terkini tersebut, mencatatkan bahwa Jakarta sebagai kota dengan kualitas udara peringkat ketiga terburuk di dunia setelah Beijing (China) 187 dan Kinshasa (Kongo) 175.
Baca Juga: Kualitas Udara Jakarta pada Pagi Ini Masih Tidak Sehat
Adapun masyarakat direkomendasikan untuk menghindari aktivitas di luar ruangan, mengenakan masker saat di luar, menutup jendela untuk menghindari udara luar yang kotor serta menyalakan penyaring udara.
Selain Jakarta, situs pemantau kualitas udara tersebut juga mencatat sejumlah kota besar lain di Indonesia masuk dalam kategori tidak sehat seperti Tangerang Selatan (Banten) di angka 194.
Sementara itu, data dari Sistem Informasi Lingkungan dan Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta, seperti dikutip dari Antara, mencatat dari lima titik pemantauan hanya satu yang masuk kategori sedang, empat di antaranya tidak sehat untuk polusi udara PM2,5.
Dari data yang ada untuk titik pemantau yang berada di Kelapa Gading di angka 115, Kebon Jeruk di angka 106, Lubang Buaya 105, Jagakarsa 101 dan Bundaran HI 95. Kategori sedang berarti tingkat kualitas udara yang tidak berpengaruh pada kesehatan manusia ataupun hewan tetapi berpengaruh pada tumbuhan yang sensitif.
Baca Juga: Kualitas Udara Jakarta Rabu Pagi Ini, IQAir Sebut Ada di Peringkat Lima Besar Kota Terpolusi Dunia
Sementara untuk kategori tidak sehat yaitu tingkat kualitas udara yang bersifat merugikan pada manusia ataupun kelompok hewan yang sensitif atau bisa menimbulkan kerusakan pada tumbuhan ataupun nilai estetika.
Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta berkoordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk memodifikasi cuaca Jakarta.
“Kami berkoordinasi dengan BNPB dan BMKG mengenai arahan Pj Gubernur untuk melakukan teknologi modifikasi cuaca (TMC) di Jakarta, seiring dengan kondisi udara Jakarta yang sedang memburuk beberapa waktu terakhir," sambung Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta Isnawa Adji.
Baca Juga: Kualitas Udara DKI Jakarta Terburuk Sedunia Pada Senin Pagi, Paling Berpolusi
Wilayah Jakarta dan sekitarnya, kata Isnawa, pernah melakukan TMC untuk mengatasi kondisi cuaca ekstrem dan polusi udara.
"Seperti pada akhir 2022, kami berkoordinasi dengan tim gabungan TMC yang terdiri dari BMKG, BRIN, BNPB dan TNI AU untuk melakukan penyemaian garam di kawasan Jakarta untuk penanggulangan potensi cuaca ekstrem yang terjadi," tandas Isnawa.
Sumber : Antara, IQAir
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.