Kompas TV regional jawa timur

Polwan Bakar Suami di Mojokerto, Psikolog Sebut Pelaku Alami Penderitaan dan Tekanan Batin

Kompas.tv - 12 Juni 2024, 11:20 WIB
polwan-bakar-suami-di-mojokerto-psikolog-sebut-pelaku-alami-penderitaan-dan-tekanan-batin
Seorang Polwan di Mojokerto yang membakar sang suami yang juga seorang polisi di Asrama Polisi (Aspol) sempat menyesal dan meminta maaf kepada Briptu RDW (Sumber: Kolase Tribunnews)
Penulis : Fiqih Rahmawati | Editor : Tito Dirhantoro

JAKARTA, KOMPAS.TV - Psikolog dari Universitas Airlangga (Unair), Suryanto, menanggapi kasus Briptu FN, polwan yang membakar suaminya sendiri, Briptu RDW, di Asrama Polisi Polres Mojokerto, Jawa Timur, pada Sabtu (8/6/2024).

Menurut Suryanto, Briptu FN mengalami penderitaan dan tertekan secara batin. Hal inilah kemudian yang membuat FN gelap mata dan meluapkan emosinya dengan membakar sang suami.

“Saya melihat lebih kepada persoalan-persoalan yang bersifat karena letupan emosi. Pelaku ini mengalami penderitaan yang lama, artinya semacam tekanan batin yang lama,” kata Suryanto, Selasa (11/6/2024), seperti dikutip dari tayangan video Kompas TV.

Baca Juga: Kompolnas Minta Polda Jawa Timur Periksa Kondisi Kejiwaan Briptu FN Polwan yang Bakar Suami

“Pada titik tertentu dia harus meluapkan sampai pada peristiwa yang dialami saat ini.”

Senada, psikolog cum dosen psikologi Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya, Karolin Rita, mengatakan tindakan sadis Briptu FN dilakukan karena ada tekanan berat yang selama ini dipendam.

Terlebih, sang suami, Briptu RDW, juga dikabarkan terjerat judi online. Hal ini mengindikasikan bahwa pelaku tidak mendapatkan support system dalam kehidupan rumah tangga.

“Apalagi ketika ia tidak mendapatkan support system yang baik dari suami untuk menghidupi beberapa anak, sehingga tekanan yang dimiliki oleh seorang ibu ini ternyata sudah cukup tinggi,” ucap Karolin, Selasa, seperti dikutip dari Tribunnews.

Selain itu, pelaku juga memiliki beban ganda. Ia harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya dan mengasuh anak.

Karolin bilang, tindakan polwan bakar suami menjadi bentuk dari rasa putus asa pelaku yang tidak kuat lagi menanggung beban.

“Sayangnya memang dalam hal ini ia (FN) tidak lagi memiliki kontrol emosi. Kalau dilihat pencetusnya karena semua yang dipendam,” ujarnya.

Karolin karena itu meminta agar FN diberikan pendampingan psikologi untuk dapat memulihkan kondisi mentalnya. Sebab, rasa penyesalan dan bersalah pasti akan muncul dan harus dikelola dengan baik.

Baca Juga: Kondisi 3 Anak Polwan Bakar Suami di Mojokerto: Ada yang Kembar, dan Masih Menyusu sang Ibu

Seperti diberitakan sebelumnya, polwan Briptu FN tega membakar suaminya yang juga polisi, Briptu RDW di Asrama Polisi Polres Mojokerto, Jawa Timur, Sabtu (8/6/2024) pagi.

Pembakaran ini terjadi lantaran FN kesal dengan RDW yang menghabiskan uang untuk judi online. Akhirnya, FN nekat memborgol tangan suaminya ke tangga lipat di garasi, kemudian menyiramkan bensin ke tubuh suami dan membakarnya.

Adapun saat ini Briptu FN telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan pihak kepolisian.

Sementara Briptu RDW mengalami luka bakar 96 persen dan sempat dirawat di rumah sakit di Kota Mojokerto, namun pada Minggu siang Briptu RDW meninggal dunia.



Sumber : Kompas TV, Tribunnews



BERITA LAINNYA



Close Ads x