MAKASSAR, KOMPAS.TV - Rencana penertiban lahan di wilayah kelurahan ujung tanah kota makassar mendapat penolakan dari warga . Massa yang tergabung dalam aliansi warga dan masyarakat adat ujung tanah menilai ada upaya penyerobotan lahan. Pasalnya warga sebagai pemilik asli lahan mengaku lebih dulu hadir dari pada pertamina yang hanya sebagai penyewa lahan untuk dijadikan terminal bahan bakar minyak pertamina.
Ratusan warga yang tergabung dalam aliansi masyarakat adat ujung tanah bersatu, mendatangi kantor balai kota makassar, warga menolak surat yang mengatas namakan pemerintah kota makassar, yang rencananya akan melakukan penertiban pemukiman warga.
Pemkot makassar yang menemui demonstran menganulir surat tersebut yang dinilai mal administrasi dari kelurahan Ujung Tanah Makassar. Warga yang tidak terima, mendatangi kantor lurah ujung tanah namun akhirnya kosong ditinggal lurah dan staff, yang akhirnya di segel warga.
Tak hanya itu warga juga menyegel pintu masuk pabrik terigu yang dinilai penyebab utama pencemaran udara dari limbah tepung yang tertiup angin hingga ke pemukiman warga. Demonstran menuding , surat penertiban juga salah satu tembusannya ke pabrik terigu yang hendak mengusir warga dari tembok pabrik , padahal lokasi tersebut are relokasi yang ditunjuk pemerintah kota makassar yang sebelumnya menertibkan warga di area pelabuhan.
Tak hanya itu , warga mendatangiterminal bahan bakar minyak pertamina yang menyewa lahan milik warga, namun justru mengusir warga dengan dalih zona aman. Sementara demonstran menilai , pertaminalah yang datang membahayakan warga karena tiap hari menghirup aroma gas dan polusi akibat aktivitas mobil angkut pertamina.
“Surat yang dikeluarkan secara sepihak oleh kelurahan ujung tanah, tadi kami konfirmasi di pihak satpo PP kota Makassar, bahwa himbauan penggusuran dan penertiban itu tidak ada, yang ada itu himbauan teguran, itu saja yang ada, dari kasus ini menimbulkan kerisausn masyarakat karena tanah yang di klaim pertamina itu tidak benar karena zona aman itu berkurang karena tambok pertamina yang maju ke pemukiman warga, mereka juga bangun drenase diluar tembok” ungkap Lukmanul hakim, jendral lapangan.
Warga sempat bersitegang dengan aparat kepolisian yang hendak membubarkan massa aksi , namun warga memilih bertahan di lokasi tbbm menunggu mediasi antara warga dan pihak pertamina yang sebagai penyewa lahan yang justeru hendak mengusir warga asli ujung tanah.
#TOLAKPENGGUSURAN
#PertaminaMORVII
#penyerobotanlahan
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.