SEMARANG, KOMPAS.TV - Buntut insiden kakak kelas setrika dada juniornya di salah satu MTs berbasis boarding school di Semarang, Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Jawa Tengah akan memperketat pengawasan.
Kepala Bidang Pendidikan Madrasah Kemenag Jawa Tengah, Ahmad Faridi, mengatakan pihaknya telah melakukan evaluasi terkait keamanan di boarding school untuk mencegah insiden serupa.
Selain evaluasi, Kemenag juga tengah menggencarkan program Madrasah Aman Sehat yang salah satu tujuannya adalah untuk mencegah adanya perundungan (bullying) di sekolah.
Baca Juga: Sering Dibully, Santri Nekat Bakar Pondok Pesantren hingga Tewaskan 2 Temannya, Pelaku Tak Mau Ngaku
"Ada (evaluasi). Jadi gini, kami punya program namanya Madrasah Aman Sehat. Itu sudah ada aturannya, sedang disosialisasikan, beberapa daerah sudah melakukan launching Madrasah Aman Sehat, itu sudah lama, dari 2 bulan yang lalu launching," ujar Faridi, Kamis (23/5/2024).
Faridi menjelaskan, “aman” dalam program tersebut artinya tidak ada perundungan dan kekerasan dalam lembaga pendidikan.
“Tapi yang namanya kejadian kan tidak bisa kita sangka, sudah ada arahan dari Kakanwil,” ucap dia.
Terkait perundungan yang terjadi pada siswa MTs tersebut, Faridi menilai bahwa hal itu terjadi karena adanya kelalaian dari lembaga pendidikan. Untuk itu, pihaknya juga telah memberikan teguran keras kepada lembaga.
"Tentunya ada teguran kepada lembaga, tetep ada karena itu kan kejadiannya di lingkup pendidikan, itu tanggung jawab bersama. Kepala Madrasah dan pengelola boarding. Kejadian itu tidak disangka-sangka, tentu tetap ada pernyataan ketidakpuasan terhadap lembaga," tegasnya, seperti dikutip dari Kompas.com.
Selain itu, pihaknya telah memediasi pihak keluarga korban dan pelaku karena keduanya masih anak-anak.
Sebelumnya, seorang siswa MTs di Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang, mengalami luka bakar di bagian dada usai disetrika oleh kakak kelasnya. Insiden ini terjadi pada Senin (13/5) malam.
Korban adalah D (14), siswa kelas VII, sedangkan pelaku adalah F (15).
Baca Juga: Tegas! Jokowi Minta Kasus Bullying Tidak Ditutupi: Jangan Sampai Ada Siswa yang Tertekan di Sekolah
Kasat Reskrim Polres Semarang AKP Aditya Perdana mengatakan bahwa peristiwa itu terjadi diduga karena pelaku tersinggung saat ia ingin bersalaman dengan korban.
Namun, korban yang tengah berdoa tidak dapat menanggapi ajakan salaman tersebut.
“Hal ini yang dimungkinkan memicu kemarahan terduga pelaku terhadap korban,” kata AKP Aditya, Jumat (17/5).
Sumber : Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.