PADANG, KOMPAS.TV - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan, total warga yang masih dalam pencarian akibat banjir bandang di Sumatra Barat mencapai 35 orang, sementara korban meninggal 58 orang.
Kepala BNPB Letnan Jenderal TNI Suharyanto mengatakan pihak berwenang setempat masih terus memutakhir data, seiring dengan adanya temuan-temuan baru dari tim pencarian gabungan
“Sementara korban hilang bertambah dari 27 menjadi 35 orang dalam pencarian,” ujar Kepala BNPB Letnan Jenderal TNI Suharyanto dalam Breaking News Kompas TV, Rabu (15/5/2024).
Selain itu, Suharyanto menyebut terdapat 33 warga yang mengalami luka-luka dan kini sedang menjalani perawatan. Adapun untuk jumlah pengungsi akibat bencana tersebut sebanyak 1.543 keluarga.
“Pemerintah menargetkan proses penanganan darurat dapat berjalan optimal dan cepat. Sehingga lokasi terdampak dapat segera pulih dan kembali normal,” kata Suharyanto.
Baca Juga: 15 Ton Garam Siap Ditabur ke Langit Sumatra Barat untuk Kendalikan Hujan dan Modifikasi Cuaca
Tim SAR gabungan kembali melanjutkan pencarian korban hilang. Masih seringnya turun hujan dan banyaknya material sisa banjir menjadi kendala operasi pencarian.
Kepala Seksi Operasi dan Siaga Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Kelas A Padang Hendri mengatakan, pihaknya menurunkan beberapa sektor tim SAR gabungan untuk mencari korban yang belum ditemukan.
”Dua sektor diturunkan di Agam dan empat sektor di Tanah Datar. Satu sektor juga diturunkan di daerah aliran Sungai/Batang Anai, Padang Pariaman,” kata Hendri, Rabu (15/5), dikutip dari Kompas.id.
Ia menyebutkan bahwa tim gabungan juga menurunkan kamera drone termal untuk menilai (asesmen) lokasi pencarian agar tim pencari di lapangan aman dalam melakukan pencarian korban.
”Sekarang kami juga dibantu Polda Sumbar yang menurunkan dua K-9 atau anjing pelacak,” ujarnya.
Secara terpisah, Ketua Tim Tanggap Darurat Letusan Gunung Marapi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Ahmad Basuki mengatakan, potensi terjadinya banjir lahar Gunung Marapi masih tinggi.
Gunung api berstatus Level III atau Siaga ini masih sering mengembuskan abu sehingga deposit material abu masih ada dan bertambah di areal puncak. Hujan ekstrem yang kerap terjadi juga membuat potensi banjir lahar dingin tinggi.
Baca Juga: Guspardi Gaus Minta Banjir di Sumbar Ditetapkan Jadi Bencana Nasional
”Selama masih hujan deras dan letusan serta embusan di Gunung Marapi masih terjadi, potensi bencana masih tinggi,” katanya.
Ahmad Basuki melanjutkan, masyarakat di sekitar aliran sungai yang berhulu ke Gunung Marapi mesti mewaspadai potensi banjir lahar ketika terjadi hujan deras di daerah hulu, terutama di aliran sungai yang mengarah lokasi bencana sebelumnya di Bukit Batabuah, Kecamatan Canduang, Agam, dan sekitar Batusangkar, Tanah Datar.
”Kami lihat dari segi morfologinya, yang patut diwaspadai yang ke arah Bukit Batabuah dan Batusangkar. Secara morfologinya, celah bukaan kawahnya ke dua arah itu yang sangat dominan,” ujarnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.