JAKARTA, KOMPAS.TV - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), memaparkan analisis terkait gempa Magnitudo (M) 6,2 yang mengguncang Kabupaten Garut, Jawa Barat pada Sabtu (27/4/2024) jelang tengah malam.
Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid, mengungkapkan alasan guncangan gempa Garut tersebut terasa pada daerah cukup luas di Jawa Barat.
Menurut penjelasannya, hal itu dikarenakan lokasi pusat gempa bumi tersebut terletak di laut pada kedalaman menengah.
"Morfologi wilayah pesisir Jawa Barat selatan umumnya berupa dataran pantai yang berbatasan dengan morfologi perbukitan bergelombang hingga perbukitan terjal pada bagian utara," kata Wafid, dalam keterangan resminya, Minggu (28/4).
Sementara mengenai penyebab gempa, ia menyebut, berdasarkan posisi lokasi pusat gempa bumi, kedalaman, dan data mekanisme sumber dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), USGS Amerika Serikat dan GFZ Jerman, gempa ini diakibatkan aktivitas penunjaman/ subduksi.
Atau dapat disebut juga gempa bumi intraslab dengan mekanisme sesar naik.
"Menurut catatan Badan Geologi, sumber gempa bumi intraslab di Jawa Barat Selatan ini telah beberapa kali mengakibatkan terjadinya bencana, yaitu tahun 1979, 2007, 2017, 2022, dan 2023," ujarnya, dikutip dari Antara.
Dalam kesempatan itu, ia mengimbau masyarakat untuk tetap tenang, mengikuti arahan/ informasi dari petugas BPBD setempat.
"Tetap waspada dengan kejadian gempa bumi susulan, meski kejadian gempa bumi ini diperkirakan tidak berpotensi mengakibatkan terjadinya bahaya ikutan (collateral hazard) berupa retakan tanah, penurunan tanah, gerakan tanah dan likuefaksi," ucapnya.
"Oleh karena wilayah di daerah pesisir Jawa Barat Selatan tergolong rawan gempa bumi dan tsunami, maka harus ditingkatkan upaya mitigasi melalui mitigasi struktural dan non struktural."
Baca Juga: Gempa M 6,5 Guncang Garut, BMKG Ungkap Penyebabnya
Sumber : Kompas TV, Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.