JAKARTA, KOMPAS.TV - Banjir yang melanda di Demak, Jawa Tengah dan sekitarnya memunculkan narasi mengenai kemunculan Selat Muria yang telah lama hilang.
Hal ini bermula dari akun X @nuruzzaman2 yang mengunggah foto zona banjir pada 2024 dan membandingkannya dengan foto citra Selat Muria pada abad ke-7 dan ke-16.
“Benarkah Selat Muria Akan Hidup Kembali,” tulis akun tersebut, Selasa (19/3/2024).
Baca Juga: Heboh soal Banjir di Demak Disebut sebagai Isyarat Kemunculan Selat Muria, Ini Kata BRIN
Unggahan tersebut pun memicu perdebatan. Tak sedikit yang menanyakan kebenaran dari kemunculan Selat Muria.
Menanggapi hal itu, Dosen Teknik Geologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Salahuddin Husein mengatakan bahwa Selat Muria tidak dapat muncul lagi.
“Tidak (bisa muncul lagi),” kata Salahudin, Rabu (20/3/2024).
Ia menjelaskan, proses geologi berupa erosi Lajur Perbukitan Kendeng dan Lajur Perbukitan Rembang oleh jejaring Sungai Tuntang, Sungai Serang, dan Sungai Juwana masih berlangsung hingga saat ini.
Proses geologi tersebut membawa sedimen yang tinggi hingga menyebabkan garis pantai di pesisir Demak maupun di Juwana, Pati, masih terus bergerak maju.
Salahudin menerangkan, pembentukan selat membutuhkan proses geologis berupa pembentukan cekungan laut (sea-basin subsidence). Proses ini bisa saja memakan waktu hingga jutaan tahun.
"Suatu selat akan terbentuk secara geologis, yaitu apabila kerak Bumi di kawasan tersebut mengalami peregangan (rifting) dan penurunan (subsidence) secara tektonis," terang Salahuddin, seperti dikutip dari Kompas.com.
Baca Juga: Banjir Demak: Perbaikan Tanggul Jebol Dikebut, 30 Pompa Air Dikerahkan, Modifikasi Cuaca Dilakukan
Hingga saat ini, indikasi awal proses tektonis maupun tanda-tanda kemunculan Selat Muria belum muncul.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Selat Muria tidak akan terbentuk kembali dalam skala waktu manusia.
Sumber : Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.