PADANG, KOMPAS.TV - Petugas tim pencarian dan penyelamatan (SAR) telah menemukan 26 jenazah orban banjir dan tanah longsor di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatra Barat per Senin (11/3/2024). Tim SAR masih terus melakukan pencarian enam warga yang masih dinyatakan hilang.
Sejumlah daerah di Sumatra Barat diterjang banjir dan tanah longsor usai hejan deras yang mendera sejak Kamis (7/3) sore. Bencana tersebut terjadi di sepuluh wilayah, yakni Kota Padang, Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Pasaman Barat, Kabupaten Agam, Kabupaten Pasaman, Kabupaten Limapuluh Kota, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Kabupaten Solok, dan Kota Solok.
Berdasarkan informasi Pusat Pengendalian Operasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), puluhan ribu keluarga terdampak banjir dan tanah longsor di Provinsi Sumatra Barat.
Baca Juga: Pasca Terjangan Banjir Bandang, TNI-Polri Evakuasi 20 Pasien RS Santa Anna Kota Kendari
Kabupaten Pesisir Selatan menjadi daerah paling terdampak bencana. Sebanyak 25.794 keluarga tercatat terdampak banjir dan tanah longsor di daerah ini.
Kepala Kantor SAR Kelas A Padang Abdul Malik menyampaikan bahwa tim SAR gabungan membagi tiga sektor pencarian korban hilang banjir dan longsor. Sebanyak 120 personel dikerahkan dalam pencarian ini, termasuk petugas dari daerah Medan, Bengkulu, dan Jambi.
Kata Malik, sektor I pencarian di lokasi longsor di Kecamatan Sutera, sektor II di area mobil terseret arus banjir/sungai di Kecamatan Bayang, dan sektor III di area warga terseret banjir di Kecamatan Koto XI Tarusan.
”Rincian enam korban hilang yaitu tiga orang di Kecamatan Sutera, dua orang di Kecamatan Koto XI Tarusan, dan satu orang di Kecamatan Bayang,” kata Malik, Senin (21/3).
Semenetara itu, Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pesisir Selatan Yuskardi menyebut sebagian besar banjir di kabupaten itu telah surut. Namun, masih terdapat sejumlah daerah yang sulit diakses.
”Yang masih terendam banjir di Nagari Sambungo dan Nagari Air Hitam, Kecamatan Silaut. Ada 25 keluarga yang terdampak,” kata Yuskardi dikutip Kompas.id.
Daerah yang kini belum mendapatkan bantuan karena sulitnya akses adalah Kampung Langgai, Nagari Gantiang Mudiak Utara Surantih, Kecamatan Sutera.
Indonesian Off-Road Federation pun membantu penyaluran bantuan menembus sulitnya medan. Bantuan itu menurutnya sudah tiba di kantor nagari dan tinggal didistribusikan dengan sepeda motor.
Banjir dan longsor menyebabkan kerugian material di wilayah Sumbar dengan rincian 37.265 rumah terdampak, 666 rumah rusak, 3 rumah hanyut, 26 jembatan rusak, 45 rumah ibadah terendam, 25 sekolah terendam, serta 13 ruas jalan terdampak. Selain itu, banjir juga merusak 2 saluran, merendam 113 hektar lahan dan lahan pertanian, serta merusak 5 fasilitas umum.
Baca Juga: Pakar Nilai Kasus Keluarga Lompat dari Lantai 22 Bukan Bunuh Diri tapi Pembunuhan, Ini Alasannya
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.