YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Menanggapi pencabutan laporan polisi atas dirinya yang dituduh menghina Presiden Joko Widodo, seniman senior Butet Kartaredjasa mengucapkan terima kasih kepada Ketua Umum Projo yang juga Menkominfo, Budi Arie.
Namun, Butet meminta pencabutan laporan polisi tidak hanya untuk dirinya, tetapi untuk beberapa orang yang berurusan dengan hukum jelang Pemilu 2024.
“Terima kasih Mas Budi Arie, Menkominfo, yang telah memerintahkan kepada relawan di Yogya untuk mencabut laporan ke polisi atas pembacaan pantun saya tempo hari. Itu menurut berita karena Mas Budi itu memenuhi perintah Presiden Jokowi, karena itu memang tidak penting untuk dilaporkan. Tapi bagi saya, ini seharusnya perintah pak Jokowi tidak hanya untuk saya, itu pertama,” ungkap Butet.
“Perintah pak Jokowi itu bermakna juga supaya relawan-relawan itu jangan cuma sibuk menjilat, jangan sibuk cari muka kepada presiden, stop cari muka. Yang kedua, seharusnya pencabutan itu tidak hanya untuk kasus saya saja, tapi juga untuk kawan-kawan yang bergerak ingin menegakkan demokrasi dan konstitusi seperi pelaporan Mas Aiman, semua harus dicabut dong. Guru-guru besar perguruan tinggi di Indonesia jangan dilecehkan bahwa mereka mendongkrak elektoral paslon tertentu, tidak. Semua orang itu termasuk saya adalah orang-orang yang mengapresiasi seluru pencapaian Pak Jokowi, orang-orang yang mencintai Pak Jokowi. Itu sebabnya karena kami mencintai, kami mengingatkan, mengkritik, supaya Pak Jokowi dalam trek di jalan demokrasi dan tidak menghianati konstitusi, ini yang penting,” lanjutnya.
Butet juga menegaskan perkataannya yang dianggap menghina dan melecehkan presiden di hadapan massa peserta kampanye akbar PDI Perjuangan di Kulon Progo, Yogyakarta justru karena kecintaannya kepada Joko Widodo.
#butet #jokowi #yogyakarta
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.