JAKARTA, KOMPAS.TV - Irfan Bukhari (26), korban ledakan tungku smelter PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) di Morowali yang sempat viral karena berjalan dengan luka bakar kini meninggal dunia.
Irfan menjadi salah satu korban ledakan yang menjadi sorotan karena videonya tengah berjalan kaki viral di media sosial.
Dalam video itu, tampak tubuhnya yang sudah menghitam dan mengalami luka bakar serta bajunya yang sudah terbakar tampak berjalan kaki tanpa alas kaki menuju truk.
Ia bahkan masih sempat membantu tim evakuasi korban di lokasi kejadian.
Baca Juga: PT IMIP Sebut akan Beri Santunan Rp600 Juta untuk Korban Tewas akibat Ledakan Smelter di Morowali
Sayangnya, ia turut menjadi satu dari 18 korban tewas ledakan smelter nikel yang berada di kawasan PT IMIP Morowali itu pada Senin (25/12/2023) pukul 16.45 WITA.
Irfan sempat dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bungku Morowali karena menderita luka bakar yang cukup serius.
Jenazah Irfan pun diserahkan kepada keluarga dengan diantar menggunakan ambulans menuju rumah duka di Desa Mirring, Kecamatan Binuang, Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Selasa (26/12).
Orangtua dan dua saudaranya tak dapat menahan tangis saat jenazah Irfan Bukhari tiba di rumah duka. Jenazahnya langsung dimakamkan di tempat pemakaman umum Dusun Silopo, Desa Mirring, Kecamatan Binuang.
Baca Juga: Korban Tewas Akibat Ledakan Smelter di Morowali Bertambah Jadi 18 Orang
Andi, salah satu keluarga korban, mengatakan bahwa Irfan merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Ia merantau ke Morowali selama satu tahun ini.
Irfan menyelesaikan studi perguruan tinggi di Parepare, Sulawesi Selatan. Adiknya yang laki-laki kini menjadi anggota TNI dan bertugas di Parepare, sedangkan adik perempuannya masih SMA.
Ia bilang, Irfan sempat pulang ke rumah beberapa bulan yang lalu usai diizinkan cuti selama 10 hari. Setelah cutinya habis, Irfan kembali ke Morowali.
Andi mengatakan bahwa Irfan adalah pria yang dikenal sabar oleh masyarakat sekitar. Pria 26 tahun itu juga mudah berbaur dengan tetangga.
“Mulai sekolah sadar sampai tamat sekolah menengah kejuruan di sini terus, di Binuang,” ujar Andi, Selasa, seperti dikutip dari Kompas.com.
Baca Juga: Sejumlah Korban Smelter Meledak di Morowali Dirujuk ke Berbagai Rumah Sakit, Begini Kondisinya
Diberitakan Kompas.tv sebelumnya, ledakan smelter nikel di Morowali ini yang terjadi pada Minggu (24/12) pagi menewaskan 18 pekerja, di antaranya 8 orang tenaga kerja asing (TKA) dan 10 orang tenaga kerja Indonesia (TKI).
Sebanyak 59 pekerja mengalami luka-luka. Saat ini, 41 orang masih dirawat di Klinik IMIP dan RSUD Morowali.
Sumber : Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.