SEMARANG, KOMPAS. TV - Pameran lukisan ini digelar di Gedung De Warisan Kawasan Kota Lama Semarang. Sejumlah lukisan yang terpampang di dinding ini hasil karya empat pelukis besar, diantaranya Moses Foresto, Darma Lungit, Tan Markaban dan Mona Palma.
Sebagian besar objek yang mereka pilih adalah menarasikan sejarah diri, tuntunan dan harapan. Pada gaya narasinya ada kesamaan dari keempat pelukis ini, yaitu bersifat simbolik, meskipun cara ungkap atau ekpresinya berbeda- beda.
Salah satu seniman lukis, Moses Foresto mengungkapkan, secara khusus Moses menampilkan lukusan bertopik abstraksi dan konektivitas. Sementara pelukis Darma Lungit mengajukan ide tentang suasana diri di tengah kesadaran spiritual dan pelukis Tan Markaban secara khusus memilih corak seni lukis abstrak dalam bertutur.
“Di sini kami beride untuk memacu dan memicu sedikit dunia seni rupa. Intinya kami di sini ingin mengangkat tema-tema yang masing-masing kami ini punya kepekaan tersendiri tapi dengan cara masing-masing,” ujar Moses.
“Kita tunjukkan kepada masyarakat, supaya mencintai karya anak seni,” tutur Darma.
Lukisan dari pelukis Mona Palma menggali pengalaman dirinya. Sosok diri yang bahagia, berbunga- bunga dan gembira, enjoy tanpa mengusik lainnya, akan memberitan energi positif kepada lingkungan sekitar.
“Marilah kita mencintai diri kita sendiri, menghargai diri kita sendiri, lalu harus menjadi lebih baik versi diri kita sendiri. Jadi, masing-masing bunga, berwarna, bermekar yang dimaknai harus mencintai diri sendiri,” ujar Mona.
Pameran lukisan yang dibuka selama dua minggu ini, mendapat sambutan hangat dari para pecinta lukisan dan masyarakat luas, dan bagi pengunjung yang kurang paham tentang pesan dari lukisan yang dipamerkan bisa langsung bertanya kepada sang pelukisnya.
#pameranlukisan #seniman #semarang
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.