MALANG, KOMPAS.TV - Ratusan siswa Sekolah Menengah Pertama di Kota Malang mengikuti lomba permainan tradisional.
Bagi generasi 80'an dan 90'an, permainan tradisional seperti egrang, dakon, terompah panjang hingga lompat tali karet merupakan permainan yang menemani kehidupan sehari hari. Namun belakangan, permainan tradisional tersebut sangat jarang dimainkan oleh anak anak di masa sekarang.
Melalui lomba permainan tradisional di halaman museum pendidikan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang mengenalkan kembali beberapa permainan tradisional kepada anak anak. Meski merupakan hal baru bagi mereka, namun para peserta lomba dari SMP se Kota Malang ini tampak antusias.
Raka salah satunya, siswa SMP ini mengakui jika permainan tradisional sebenarnya sangat menyenangkan dan seru seperti terompah panjang yang membutuhkan kekompakan dalam memainkannya.
"Yang paling seru terompah panjang sama egrang, tapi yang lebih seru sih terompah panjang karena disini kita mengetes kerjasama," Kata Raka.
Sementara itu Ahmad Winarto, salah satu pembimbing permainan tradisional ini menjelaskan, banyak nilai-nilai yang bisa diambil dari permainan tradisional.
Seperti kekompakan, kerjasama hingga kejujuran, karena dalam permainan tradisional, anak anak lebih ditekankan untuk tidak bermain secara individual. Selain itu, dalam permainan tradisional juga dibutuhkan pergerakan fisik sehingga ada unsur olah raga dalam permainan.
"Nilai kebersamaan, memanfaatkan barang lokal karena tidak harus beli, kejujuran juga, main dakon itu kan kejujuran, bisa saja kita nilep tapi nilai kejujurannya tercederai," Terang Ahmad Winarto.
Meski dikemas dalam bentuk lomba, namun yang terpenting dalam kegiatan ini adalah permainan tradisional bisa dikenalkan kepada anak-anak di tengah gempuran teknologi dan gadget.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.