YOGYAKARTA, KOMPAS.TV – Sejak tahun 2018, tanggal 7 November diperingati sebagai Hari Wayang Nasional, berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2018, tertanggal 17 Desember 2018.
Mengutip laman Jendela Kemendikbud, wayang yang merupakan seni yang selain indah juga mengandung nilai-nilai keutamaan hidup.
Bahkan, sebelum adanya penetapan Hari Wayang Nasional UNESCO telah menetapkan wayang sebagai Masterpiece of the Oral and Intangible Heritage of Humanity pada 7 November 2003.
Wayang pun masuk dalam daftar Warisan Budaya Takbenda UNESCO kategori Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity.
Hingga kini, ada sekitar 100 jenis wayang yang tumbuh dan berkembang di seluruh daerah di Indonesia, mulai dari wayang kulit purwa yang berkembang di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Yogyakarta.
Kemudian wayang golek Sunda di Jawa Barat, wayang kulit Parwa di Bali, wayang sasak di Nusa Tenggara Barat, lalu Wayang Banjar di Kalimantan Selatan, hingga Wayang Palembang di Sumatera Selatan.
Selain wayang-wayang yang sudah banyak dikenal, di Yogyakarta ada juga seniman yang memroduksi wayang berbahan sampah daur ulang, khususnya plastik, yakni Iskandar Hardjodimuljo.
Sejak beberapa tahun terakhir ia memroduksi wayang berbahan sampah daur ulang, mulai dari galon bekas, tutup wadah makanan, seng, serta sampah lain.
Niat Iskandar bukan hanya melestarikan budaya, melainkan juga menjaga lingkungan dengan memanfaatkan sampah plastik.
“Kalau sekarang saya malah lebih banyak memberikan materi di workshop, mulai dari anakanak sampai mahasiswa,” kata Iskandar saat ditemui di tempat produksinya, Rabu (1/11/2023).
Berikut foto-foto Iskandar saat memroduksi wayang berbahan sampah daur ulang di warung angkringan miliknya, Jalan Bimasakti, Demangan, Kecamatan Gondokusuman, Kota Yogyakarta, 1 November 2023:
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.