KOTA SERANG, KOMPAS.TV - Mengulas hubungan sejarah Banten dan Demak pada abad 16-17 mengungkap pesan historis dan moral.
Pernyataan tersebut diungkapkan Sejarawan Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin (UIN SMH) Banten, Mufti Ali pada kegiatan Focused Group Discussion (FGD) bertajuk “Hubungan Sejarah Banten dan Demak pada Abad 16-17” di Kampus 2 UIN Banten, Kota Serang, Senin (30/10/2023).
Mufti Ali menjelaskan, dalam mengulas bahasan topik tersebut tidak hanya mempelajari sejarah an sich maupun kesadaran publik semata, melainkan juga terdapat pesan pelajaran moral.
Baca Juga: Muda Banten Kreatif Dukung Gibran Rakabuming Jadi Bacawapres 2024
Menurut Guru besar (professor) dalam bidang ilmu Sejarah Pemikiran Islam ini, pesan pelajaran moral itu tak lain adalah terkait dengan sikap.
Yakni sikap berupaya mengembalikan kejayaan perdagangan Kesultanan Banten dan Demak pada abad tersebut.
“Kita tidak hanya mempelajari sejarah an sich, tapi ada pelajaran moral yang dapat kita ambil dari sini. Misalnya sikap-sikap seperti kita harus kembalikan kejayaan perdagangan pada abad itu,” ujar Mufti, yang juga Wakil Rektor 1 UIN SMH Banten.
Oleh karena itu, Mufti menambahkan, sikap entrepreneurship (kewiraswastaan), mau berdagang, mau berjaya dalam perdagangan menjadi pengingat bahwa pada jaman kesultanan dahulu perdagangan di Banten itu berjaya.
“Ciri khas dan identitas Keislaman sejak jaman kesultanan Banten dan Demak tetap kita lestarikan, tetapi sikap entrepreneurship (kewiraswastaan) ini sebagai pengingat kepada masa kejayaan Banten dan Demak,” imbuhnya.
Di samping pesan pelajaran moral, seorang tokoh masyarakat asal Demak, Jawa Tengah, Purwono Widodo mengungkap pesan historis dari ulasan sejarah hubungan Banten dan Demak pada abad itu.
Menurut Purwono, pada masa itu, adanya pernikahan putri Sultan Trenggono (Nyi Ageng Ratu Kirana) dari Demak dengan Maulana Hassanuddin dari Banten menjadikan hubungan kekeluargaan Kesultanan Demak dan Kesultanan Banten bertambah erat.
"Banten dan Demak menyatu sebagai keluarga besar yang turun temurun hingga sekarang," kata Purwono.
Baca Juga: 19 Siswa di Lebak Banten Diduga Keracunan Usai Sarapan Nasi Uduk di Dekat Sekolah
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.