Berbagai Cara Desa Kateguhan dalam Menurunkan Stunting

SUKOHARJO, KOMPAS.TV - Para kader kesehatan dan perangkat Desa Kateguhan, Kecamatan Tawangsari, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, ini secara berkala mendatangi keluarga yang mempunyai anak stunting untuk diberi bantuan makanan tambahan, serta mengecek air yang dikonsumsi. Selain itu, juga ada kegiatan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM) yang meliputi posyandu balita, posyandu lansia, posyandu terintegrasi, posbindu, posyandu remaja, bina keluarga balita, bina keluarga remaja dan sanggar mutiara hati untuk terapi anak stunting.

Sanggar ini secara rutin anak stunting dipijat para terapis agar nafsu makannya lancar. Semua kegiatan  itu untuk menuju kateguhan bebas stunting atau kebanting.

Menurut data yang disampaikan bidan desa, Made Dewi, angka stunting di Desa Kateguhan cukup tinggi, yaitu 31 anak pada awal tahun. Melalui kerja keras berbagai pihak, serta pemihakan anggaran desa, angka stunting tahun 2023 ini tinggal empat orang anak.

“Alhamdulillah untuk tahun ini, untuk Kateguhan itu ada dana desa itu sebesar Rp 20 juta untuk penanganan stunting. Jadi anak-anak stunting untuk saat ini, Kateguhan termasuk keberhasilannya sangat bagus, dari 31 anak stunting yang awal bulan Januari itu menjadi alhamdulillah karena lewat dana desa itu sekarang menjadi empat anak,” ungkap Made.

Salah satu orangtua yang memiliki anak stunting, Agus Nuriana mengatakan, keluarganya merasa terbantu untuk memulihkan anaknya yang kini berusia 3 tahun.

“Kemarin sempat dapat itu pas program anak stunting itu, dapat susu, kacang hijau, telur. Kemarin yang tiga bulan tidak naik ini, bulan ini alhamdulillah sudah naik,” ujar Agus.

Selain sanggar untuk anak, Desa Kateguhan juga memiliki program Self Health Good (SHG) untuk dewasa dan orangtua yang difabel. Pada SHG ini, anggotanya diberi pelatihan agar mandiri dan menghasilkan, seperti misalnya pembuatan telur asin.

#penurunanangkastunting #desakateguhan #sukoharjo