BANDA ACEH, KOMPAS.TV - Azhar Samson, warga di Kampung Jawa, Kecamatan Kutaraja Banda Aceh, saban hari menggantungkan hidupnya dengan menjadi pembuat kapal nelayan secara tradisional di pinggir Dermaga Krueng Aceh. Membuat kapal adalah pekerjaan sehari-hari yang dia tekuni sejak puluhan tahun lalu.
Berawal dari sekedar hobi, kini Azhar membuka usaha sendiri untuk membuat kapal nelayan tradisional dengan berbagai ukuran dari ukuran kecil hingga 35 gross ton.
Proses pembuatan kapal tradisional ini, membutuhkan waktu lima hingga tujuh bulan, tergantung ketersediaan material yang di perlukan.
Prosesnya dimulai dengan merakit luna atau tulang tengah kapal yang terdapat di bagian paling bawah sebagai penyangga. Kemudian baru dilapisi papan berukuran tebal, yang berasal dari jenis kayu alban. Kemudian baru dipasang tulang penyangga bagian tengah yaitu gading kapal. Setelah badan kapal terbentuk, barulah dipasang tiang tegak atau kepala kapal yang didesain berbentuk runcing ke atas. Model kepala kapal seperti ini hanya dimiliki oleh para nelayan Aceh.
Untuk bahan baku yaitu jenis kayu alban sendiri butuh 20 kubik dalam sekali pembuatan kapal sedangkan papan untuk badan kapal diperlukan hingga 30 kubik.
Tradisi membuat kapal seperti ini sudah lama diwarisi Azhar. Tak semua orang memiliki kemampuan seperti Azhar. Pengetahuan tradisional ini sudah mulai langka. Azhar mulai mewarisi kemampuannya kepada para perajin lain di kawasan Lampulao Banda Aceh.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.