PALU, KOMPAS.TV - Lebih dari 600 keluarga masih tinggal di hunian sementara Petobo. Tidak ada pilihan lain, karena hunian tetap yang dijanjikan pemerintah belum rampung dikerjakan.
Lima tahun berlalu, masih banyak penyintas yang tinggal di hunian sementara Petobo. Data dari koordinator huntara Petobo Abdul Naim menyebut, dari 800 keluarga masih ada enam ratusan keluarga yang menempati hunian sementara Petobo.
Hunian yang dibangun Kementerian PUPR ini mulai ramai ditempati pada awal tahun 2019 pasca bencana tahun 2018 silam. Bangunan sementara ini sebelumnya dibuat untuk 2 tahun sampai rampungnya hunian tetap. Namun realisasinya, 5 tahun para korban bencana masih banyak belum mendapatkan huntap dan bertahan di hunian sementara. Kini kondisinya banyak lantai yang bocor, dinding yang retak ditambah fasilitas air yang terbatas. Koordinator hunian sementara Petobo Abdul Naim bilang, sebagian besar penghuni huntara Petobo menunggu rampungnya pembangunan hunian tetap. Para penyintas gempa bumi dan likuefaksi sendiri memang sudah ada yang berpindah ke hunian tetap Tondo, hunian tetap Pombewe Kabupaten Sigi, serta pindah ke hunian tetap mandiri.
Salah satunya Suharyadi, penyintas asal petobo ini membangun hunian tetap di lahannya sendiri. Dalam prosesnya, Suharyadi memilih mengerjakan sendiri pembangunan huntapnya karena takut tidak sesuai spesifikasi rumah tahan gempa. Cara itu menurutnya efektif jika dibandingkan huntap mandiri yang dibangun langsung kontrkator dari PUPR tanpa di control.
Di Petobo saat ini, masih dalam proses pembangunan hunian tetap satelit. Jumlahnya sekitar 655 unit. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Palu, Presly Tampubolon bilang, hasil koordinasi dengan Kementerian PUPR, hunian tetap akan mulai rampung pada akhir tahun 2023, kemudian relokasi pada tahun 2024 secara bertahap.
#Penyintas #Huntap #5TahunPascaBencana
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.