JAKARTA, KOMPAS.TV- Direktur Operasi dan Keselamatan TransJakarta Daud Joseph menyatakan, bus berbasis listrik efektif mampu mengurangi polusi udara di Jakarta. Saat ini, TransJakarta mengoperasikan 52 unit bus listrik ke berbagai rute. Jumlah itu akan ditambah bertahap, hingga seluruh armada TransJakarta menjadi bus listrik di 2030.
Dengan masuknya bus listrik ke rute-rute yang tadinya dipenuhi kendaraan berbahan bakar fosil, tingkat polusi udara itu otomatis akan berkurang.
"Iya efektif sekali karena pengurangan emisinya itu 9,9 persen," kata Daud di Jakarta, seperti dikutip dari Antara, Minggu (10/9/2023).
Baca Juga: TransJakarta akan Bangun 3 Halte Besar seperti Harmoni, yaitu Halte UKI, CSW, dan Monas
Namun, Daud mengingatkan masyarakat juga harus berpartisipasi dalam upaya mengurangi polusi. Caranya dengan menggunakan transportasi umum, terutama yang berbasis listrik, dibanding naik kendaraan pribadi.
"Karena 52 bus ini harus melawan 25 juta kendaraan yang ada di Jakarta, tidak akan berarti banyak jika belum ada kesadaran dari masyarakat," ujarnya.
Daud menyebut, target 100 persen bus listrik TransJakarta pada 2030 diatur dalam Keputusan Gubernur Nomor 1053 Tahun 2022 tentang Pedoman Percepatan Program Penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai dalam Layanan Angkutan Transjakarta. Targetnya, TransJakarta akan punya 400 armada di 2030 yang seluruhnya bus listrik.
"Ditargetkan tahun 2027 sebanyak 50 persen bus Transjakarta berbasis listrik dan tahun 2030 akan sepenuhnya 100 persen listrik," tambahnya.
Baca Juga: Kawasan Wisata Bromo Ditutup, Khofifah: Wisatawan Masih Bisa LIhat Pemandangan dari Seruni Point
Ia menjelaskan, beleid itu menyebutkan transisi kendaraan berbahan bakar minyak maupun compressed natural gas ke listrik berbasis baterai dalam layanan Transjakarta secara bertahap, dilakukan mulai tahun 2022.
Dalam keputusan itu, tertuang pula rencana penyediaan infrastruktur pengisian daya kendaraan bermotor listrik berbasis baterai berupa pengisian semalaman (overnight charging), dan pengisian peluang (opportunity charging).
Kemudian, jenis teknologi pengisian daya lainnya pada depo, terminal, maupun di lokasi lain sesuai ketentuan.
"Saya yakin keputusan Gubernur tergantung pada hasil dari penerapan kita beberapa tahun pertama ini, mudah-mudahan berhasil," tutur Daud.
Sebelumnya, Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengaku mendapat instruksi dari Presiden Joko Widodo (Jokowi), untuk menambah bus listrik di Jakarta. Hal itu sebagai transisi kendaraan listrik untuk mengurangi polusi di ibu kota dan sekitarnya.
Baca Juga: Kebakaran Meluas, Semua Objek Wisata di Bromo Ditutup, Akses Malang-Lumajang juga Kena Imbas
“Hari ini Presiden memimpin rapat tentang polusi, salah satu yang ditugaskan kepada kami supaya bisa mempercepat transisi kendaraan (listrik) khususnya Transjakarta," kata Heru dalam konferensi pers usai mengikuti rapat bersama Presiden Jokowi di Istana Negara, Senin (28/8/2023).
Jokowi ingin penambahan bus listrik dilaksanakan di 2024. Heru menyatakan pihaknya sedang menghitung Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk keperluan tersebut.
"Tadi diminta ditambah (tahun) 2024, namun kami sedang hitung kemampuan dari APBD DKI. Tentunya tadi saya (juga) minta kepada pemda lainnya misalnya Bogor, Bekasi, Depok untuk turut serta membeli kendaraan listrik,” ujarnya.
Sumber : Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.