JAKARTA, KOMPAS.TV -Tingkat kualitas udara di Kota Jakarta pada pagi ini, Senin (11/9/2023) masih tergolong "tidak sehat".
Berdasarkan data dari situs pemantau kualitas udara, IQAir, indeks kualitas udara (AQI) Ibu Kota Indonesia di angka 161, per pagi ini, pukul 09.00 WIB.
Kondisi ini disebabkan oleh tingginya konsentrasi PM 2,5 dalam udara DKI Jakarta, yang mencapai nilai konsentrasi sebesar 75,3 mikrogram per meter kubik.
Angka ini lebih dari 15,1 kali lipat dari nilai panduan kualitas udara tahunan yang dikeluarkan oleh World Health Organization (WHO).
Jakarta pun menduduki peringkat ketiga sebagai kota dengan kualitas udara terburuk di dunia pada pagi ini.
Sementara di peringkat pertama ada Dubai, Uni Emirat Arab dengan tingkat 169, disusul Johannesburg, Afrika Selatan dengan 168.
Baca Juga: Luhut Sebut Butuh 3 Bulan Hingga 1 Tahun Atasi Masalah Polusi Udara
Menurut pakar kesehatan paru-paru Universitas Indonesia (UI), Profesor Agus Dwi Susanto, dalam acara diskusi Ikatan Dokter Indonesia pada Selasa (8/8/2023), konsentrasi polutan yang masuk kategori aman ialah di bawah nilai ambang batas yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO yakni di bawah 15 mikrogram per meter kubik.
Selain itu ia juga mengungkapkan, PM 2,5 menyebabkan saluran napas terganggu, berpotensi membawa virus, hingga terjadi infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).
Lalu bagaimana cara melindungi dari polusi udara di Jakarta?
Berikut beberapa saran yang IQAir rekomendasikan untuk melindungi diri dari dampak buruk kualitas udara:
1. Mengenakan masker di luar
2. Menyalakan penyaring udar
3. Menutup jendela anda untuk menghindari udara luar yang kotor
4. Menghindari aktivitas outdoor atau di luar ruangan.
Baca Juga: Kebijakan WFH 50 Persen ASN Jakarta Tak Efektif Kurangi Polusi Udara
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.