JAKARTA, KOMPAS.TV - Partai Kebangkitan Bangsa memutuskan keluar dari koalisi bersama Gerindra, Golkar dan Partai Amanat Nasional yang mengusung bakal calon presiden Prabowo Subianto.
PKB menerima tawaran koalisi Partai Nasdem yang telah mengusung bakal calon presiden Anies Baswedan.
Padahal koalisi bakal capres Prabowo baru saja menandatangani deklarasi kesepakatan empat partai, ahad tiga pekan lalu, di Museum Perumusan Naskah Proklamasi.
Meski sudah menandatangani, sinyal PKB akan hengkang dari koalisi sudah tampak sejak beberapa waktu lalu.
Yakni saat Gerindra dan PKB masih berkoalisi berdua.
Ujung pangkalnya, Prabowo masih belum menetapkan bakal cawapres, meski sudah setahun bersama.
PKB berharap, Ketua Umumnya, Muhaimin Iskandar yang menjadi bakal cawapres mendampingi Prabowo.
Puncaknya, di acara ulang tahun ke-25 PAN pada Senin malam, Prabowo masih juga belum menentukan siapa yang jadi bakal cawapresnya.
Sinyal pun makin kuat, saat Cak Imin, tak tahu perubahan nama koalisi.
Dari Kebangkitan Indonesia Raya menjadi Indonesia Maju.
Prabowo mengumumkan nama koalisi di acara ulang tahun PAN.
Dan inilah momen tambahannya.
Rangkulan erat Prabowo tak berbalas rangkulan Cak Imin.
Cak Imin lebih bergerak merangkul Ketua Umum Golkar, Airlangga Hartarto, dan diikuti oleh Prabowo yang ikut merangkul keduanya.
Penjelasan hengkangnya PKB sudah diungkapkan Adi Prayitno, Analis Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulah, Rabu (30/08) lalu, sehari sebelum tawaran Nasdem diterima PKB.
Tapi mungkin ini bukan kejutan terakhir dari banyak koalisi yang telah terbentuk antar partai untuk menang dua target sekaligus.
Menang pemilihan presiden 2024, dan memperbanyak kursi parlemen di Senayan.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.