JAKARTA, KOMPAS.TV - Pihak Walhi (Wahana Lingkungan Hidup Indonesia) menilai, penindakan secara hukum pidana bagi masalah pencemaran udara di Jakarta mestinya diterapkan paling akhir.
Sebelumnya, Tim Penyidik Penegakan Hukum (Gakkum) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui Satgas Pengendalian Pencemaran Udara menetapkan empat orang tersangka yang diduga menyebabkan kerusakan lingkungan dan pencemaran udara di wilayah Tangerang, Banten.
Menurut Manajer Kajian Hukum dan Kebijakan Walhi, Satrio Manggala, penindakan bagi industri yang menimbulkan polusi udara bisa dilakukan dengan dua cara.
Kalau perusahaan tersebut tak berizin, kata Satrio, maka bisa dijatuhi hukum pidana.
Namun, apabila memiliki izin, tapi mencemari udara, pemerintah bisa memberikan hukum administrasi berupa surat peringatan (SP) 1 hingga SP 3.
Satrio mengatakan, berdasarkan kajian Walhi, penyumbang pencemaran udara terbesar di DKI jakarta berasal dari sektor transportasi dan industri.
"Tapi karena kemarau, konsentrasinya jadi hebat di Jakarta," ujarnya, Kamis (24/8/2023) dalam dialog program Sapa Indonesia Malam di Kompas TV.
Baca Juga: Tekan Polusi Udara Jakarta, Pemprov DKI dan Polda Semprot Jalan Protokol Gunakan Mobil Water Cannon
Ia berharap, penetapan empat orang tersangka itu bukan untuk dijadikan kambing hitam, melainkan benar-benar efektif mengurangi polusi udara Jakarta.
"Kalau itu hanya sebagai kambing hitam atas peristiwa yang dialami warga Jakarta, itu belum efektif untuk menyelesaikan masalah," ujarnya.
Sebelumnya, empat orang ditetapkan sebagai tersangka polusi udara Jakarta, yakni MA (39 tahun), HI (48 tahun), S (50 tahun), dan MK (40 tahun).
Penetapan empat tersangka ini dilakukan dari hasil uji lab dan ditemukannya ada indikasi pidana terkait aktivitas perusahaan.
"Ada indikasi tindak pidana, maka akan kami laporkan, setelah kami dapatkan data lab-nya maka kami baru bisa menyampaikan itu dan melakukan proses lebih lanjut," katanya.
Industri menggunakan batu bara yang menimbulkan abu-abu terbang ke udara Ibukota.
Baca Juga: Kata Pakar soal 3 Jenis Polutan Penyebab Polusi Udara dan Dampaknya Bagi Kesehatan
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.