GRESIK, KOMPAS.TV- Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya Kelompok 22 melakukan sosialisasi dan edukasi tanggap bencana kepada para guru dan murid sekolah dasar (SD) di Desa Banjaragung, Kecamatan Balongpanggang, Gresik, Jawa Timur.
Kegiatan selama dua hari (7-8/8/2023) dengan menyasar 10 guru dan 90 siswa di UPT SD Negeri 122 Gresik itu, diikuti 20 mahasiswa KKN dengan didampingi Sri Lestari, S.Pd., M.Hum selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL).
"Program ini kami lakukan karena berdasarkan hasil observasi, Desa Banjaragung menjadi salah satu daerah di Gresik yang berpotensi banjir sehingga perlu dilakukan sosialisasi mitigasi bencana," ujar Sri Lestasi, selaku DPL KKN kelompok 22 dalam siaran pers yang diterima Kompas.tv, Sabtu (12/8).
Baca Juga: BPBD Jateng: Aplikasi InaRisk Membantu Warga Tanggap Bencana
Pada hari pertama, sosialisasi tanggap bencana disampaikan langsung M. Agus Setiawan, perwakilan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gresik. Agus memberikan materi mitigasi bencana secara umum dengan lebih ditekankan pada bencana banjir.
Materinya berupa pengambilan sikap sebelum terjadi bencana banjir dengan melakukan pemahaman dasar mengenai penyebab, bahaya, dan cara penanggulangan banjir.
Kesempatan tersebut tidak disia-siakan sejumlah guru untuk mengajukan pertanyaan.
“Bagaimana cara mengajak berbicara kepada anak tentang bahaya apabila datang banjir, mengingat bahwa anak semakin dilarang semakin dilakukan?" tanya Arifin, salah seorang guru SD Negeri 122 Gresik.
Agus Setiawan menjawab dengan juga memberikan tips untuk melakukan pendekatan pada anak selayaknya dengan teman sendiri.
“Kita harus bersikap dan berkomunikasi pada anak seperti kepada teman kita sendiri dengan gaya bahasa yang mudah dipahami anak," jawab Agus.
Pada hari kedua (8/8), sosialisasi mitigasi bencana diadakan di lapangan sekolah. Kali ini sosialisasi berupa story telling ditujukan kepada siswa kelas 1-6 dengan menggunakan media buku cerita anak.
“Selain membawa buku cerita anak untuk memudahkan anak memahami tentang banjir, kami juga membawa simbol-simbol mitigasi bencana seperti jalur evakuasi, titik kumpul untuk simulasi agar anak dapat mempraktikan secara langsung," sambung Rajendra selaku ketua kelompok KKN 22 .
Sesi story telling dilanjutkan dengan langsung mempraktikkan simulasi bencana banjir. Dalam simulasi ini siswa-siswi sekolah UPT SD Negeri 122 Gresik dibagi menjadi tiga kloter.
Kloter pertama yaitu siswa-siswi kelas satu dan dua. Kloter kedua yaitu siswa-siswi kelas tiga dan empat. Kloter terakhir yaitu siswa-siswi kelas lima dan enam.
Tahapan dalam simulasi penyelamatan diri dari banjir melalui cara anak dipandu untuk mengikuti simbol jalur evakuasi dan mencari titik kumpul. Jika telah berada di wilayah titik kumpul hal tersebut berarti wilayah tersebut aman dari banjir.
Baca Juga: Tanggap Bencana, Bupati Wali Kota Harus Sadar Keadaan Darurat
Sementara itu Sumarjono selaku kepala sekolah UPT SD Negeri 122 Gresik menyambut baik adanya sosialisasi dan simulasi tanggap bencana ini. Pihak sekolah sangat berterimakasih telah dilibatkan dalam kegiatan sosialisasi.
“Saya berharap dari kegiatan sosialisasi ini, guru dan anak didik dapat lebih memahami bagaimana harus bersikap ketika terjadi suatu bencana alam khususnya banjir,” tandas Sumarjono.***
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.