BANDA ACEH, KOMPAS.TV - Larni dan Sugiarti adalah penjual gorengan yang saban hari sangat tergantung pada ketersediaan gas elpiji. Pasalnya mereka hanya mampu membeli gas elpiji ukuran tiga kilogram untuk kebutuhan penggorengan, karena keterbatasan ekonomi.
Selama ini mereka mengaku kesulitan mendapatkan gas untuk kebutuhan jualan. Seperti Larni, dirinya tidak mendapatkan jatah kupon untuk mengambil gas di pangkalan, jika pun ada dirinya harus mengantre, namun hal itu tidak dia lakukan karena tidak ada yang menjaga gerobak jualannya. Akhirnya larni terpaksa membeli gas eceran seharga 35 ribu hingga 40 ribu rupiah per tabung.
Begitu juga dengan Sugiarti, meski dirinya mendapatkan kupon pengambilan gas di pangkalan, namun tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan penjualannya. Bahkan dulunya pengambilan gas bisa dilakukan selama dua kali dalam seminggu, kini hanya dibagi satu kali seminggu, itupun hanya mendapatkan satu tabung saja dengan harga 20 ribu rupiah.
Padahal penjual gorengan ini membutuhkan sedikitnya dua tabung gas elpiji tiga kilogram dalam sehari. Mereka sudah pasrah dengan mahalnya harga gas elpiji eceran, namun yang mereka sayangkan stok elpiji di eceran pun terkadang langka. Hal ini membuat mereka harus keliling pusat Kota Banda Aceh untuk menemukan gas elpiji.
Mereka berharap pemerintah menjamin ketersediaan gas elpiji yang cukup untuk pelaku usaha kecil menengah, seperti penjual gorengan, karena mereka menyambung hidup hanya dari menjual gorengan.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.