SEMARANG, KOMPAS.TV - Melihat truk trailer berhenti di perlintasan kereta api, petugas palang pintu perlintasan langsung menghampiri truk untuk diperingati, hingga pengemudi keluar kendaraan. Menurut petugas palang pintu perlintasan, masinis sempat mengurangi kecepatan kereta, namun tabrakan tak terhindarkan.
Sebelumnya, petugas palang pintu perlintasan yang mengetahui ada kereta Brantas tujuan Surabaya dari Jakarta, sudah menghidupkan sirene tanda kereta akan melintas sebelum diikuti palang pintu menutup.
Namun, truk dengan kondisi ceper tetap menerobos masuk ke jalur perlintasan dan tersangkut di rel kereta api. Sebelum tertabrak, supir dan kernet truk sempat turun dan ikut melambaikan tangan agar laju kereta api bisa terhenti.
“Setelah sirene kita nyalakan, truk ini melintas. Masuk kepalanya, kemudian disusul dengan pintu ini berjalan menutup. Ketika pintu ini menjelang menutup, saya mengetahui bahwa kepala truk ini sudah masuk, otomatis saya mengerem pintu tersebut. Kalau saya lepas pintu tersebut, pintu saya akan roboh dan patah. Kemudian saya tahan sampai truk tersebut berbunyi, bahwa rangkaian truk yang tengah itu menyangkut di rel, kemudian truk tersebut mau maju-mundur tidak bisa,” jelas Agus Setiawan, petugas palang pintu perlintasan.
“Kemudian kami memberi simbol lampu tiang bendera, kemudian setelah itu masinis sempat untuk menghentikan ataupun mengurangi kecepatan di kurang lebih kilometer 7 dia sudah mengurangi kecepatan. Jadi dia sempat merespons, masinis sempat merepons apa yang saya sampaikan,” lanjutnya.
Atas kejadian kecelakaan tersebut, petugas palang pintu perlintasan menyesalkan tindakan sopir truk yang nekat menerobos saat sirene tanda kereta api akan lewat.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.