SEMARANG, KOMPAS.TV - Ditemui usai menghadiri diskusi penguatan moderasi beragama bersama umat Katolik, Kepala Kesbangpol Jawa Tengah, Haerudin, menegaskan tren kasus intoleransi acap kali terjadi menjelang pesta demokrasi, oleh karenanya perlu mendapat perhatian serius agar tetap terjaga kondusifitas, persatuan dan kerukunan beragama. Perbedaan cara pandang pilihan calon pemimpin disinyalir menjadi pemicu utama. Untuk itu perlunya kesepahaman untuk memperkuat toleransi .
“Tadi juga saya sampaikan, bahwa kecendurungan menjelang pesta demokrasi adalah toleransi tergerus. Maka dengan pertemuan – pertemuan antar agama ini, pasti akan menguatkan toleransi,” ucap Haerudin
Menyikapi hal tersebut Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Jawa Tengah sudah melakukan gerakan cepat untuk mencegah terjadinya intoleransi salah satunya dengan menggelar diskusi toleransi antar agama. Di sini FKUB mengajak untuk memegang prinsip duduk sama rendah berdiri sama tinggi, mereka saling bertukar pikiran mengenai moderasi beragama.
“Bahwa ada lima prinsip moderasi beragama, dan empat indikator yang disebut sembilan kata kunci moderasi keberagaman. Empat indikatornya adalah komitmen kebangsaan, toleransi, anti kekerasan, dan akomodatif terhadap budaya lokal,” ucap Taslim Syahlan, Ketua FKUB Jawa Tengah.
FKUB Jawa Tengah sendiri memiliki dua komitmen utama guna menangkal perpecahan antar umat beragama yaitu penguatan moderasi beragama antar umat beragama dan penguatan di internal masing- masing agama.
Menurut Taslim, toleransi yang kuat akan membuat hubungan antar pemeluk agama semakin harmonis. Sementara itu, Keuskupan Agung Semarang, Romo Aloysius Budi Purnomo menyebut akar toleransi terletak pada sifat saling menolong dan keterbukaan.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.