YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Dalam lima hari belakangan, sejak Sabtu (8/7/2023) hingga hari ini, Kamis (13/7/2023), terjadi setidaknya empat kasus bunuh diri di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Berdasarkan data dari Center for Public Mental Health (CPMH) Fakultas Psikologi, Universitas Gadjah Mada, setiap orang bisa mempunyai pikiran bunuh diri. Akan tetapi, umumnya orang dengan pikiran bunuh diri tidak benar-benar ingin mati.
Menurut Panduan Pertolongan Pertama Pencegahan Bunuh Diri (CPMH), bunuh diri bisa dicegah.
Apabila Anda memiliki pemikiran untuk bunuh diri, sebaiknya menghubungi layanan konseling. Satu di antaranya, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling/.
Seorang warga Kepanewon Imogiri, Bantul, DIY berinisial GPP (24) diduga mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri.
Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Imogiri, Kompol Suharno, mengatakan bahwa korban ditemukan meninggal dunia pada Sabtu (8/7/2023) sore sekira Pukul 15.30 WIB.
Suharno menerangkan, awalnya adik korban datang ke tempat tinggal korban di RT 1, Padukuhan Jayan, Kalurahan Kebonagung, Kapanewon Imogiri, Kabupaten Bantul pda Sabtu siang sekitar Pukul 10.00 WIB.
Setelah beberapa saat menekan bel rumah, pintu tak kunjung dibuka oleh korban. Adik korban itu pun pulang dan memberitahu kakek serta bibinya.
Sore harinya, adik, kakek, dan bibi korban datang membawa kunci duplikat dan berhasil membuka pintu rumah korban. Namun mereka menemukan korban sudah tak bernyawa.
"Sekira Pukul 15.30 WIB, tiga saksi tersebut datang dengan membawa kunci duplikat, kemudian langsung membuka kunci rumah dan langsung menuju ke kamar korban serta mendapati korban sudah tergantung," jelas Suharno.
Ia menyebut, berdasarkan hasil pemeriksaan petugas Indonesia Automatic Fingerprint System (INAFIS) dan Puskesmas Imogiri 2, tak ada tanda-tanda penganiayaan di tubuh korban.
"Hasil dari pemeriksaan itu, tidak ditemukan tanda-tanda penganiayaan. Selanjutnya, korban dimakamkan oleh keluarganya di Kapanewon Imogiri," kata Suharno, Sabtu (8/7/2023) dikutip dari Tribunnews.
Baca Juga: Bunuh Diri Bisa Dicegah! Pahami Penyebab, Faktor Risiko, dan Cara Pencegahannya
Seorang mahasiswa yang merupakan warga Kabupaten Bantul ditemukan meninggal dunia di kamar kosnya di daerah Ngaglik, Sleman, DIY pada Minggu (9/7/2023).
Pembantu Unit (Panit) Reserse dan Kriminal (Reskrim) Polsek Ngaglik Ipda YS Udin Afriyanto mengatakan, mahasiswa tersebut ditemukan tergantung di kamar kos oleh ayahnya.
Udin menerangkan, ayah korban sempat datang ke kos anaknya pada Minggu pagi untuk membawakan makanan. Namun saat tiba di kamar kos itu, sang ayah tak mendapat respons dari anaknya ketika mengetuk pintu.
Ayah korban pun meletakkan makanan yang dibawakannya itu ke depan pintu kamar kos anaknya.
"Selesai dari pekerjaannya, ayah korban kembali ke kos-kosan korban, dan posisi pintu masih masih dalam keadaan tertutup," kata Udin, Senin (11/7/2023).
Sang ayah, kata dia, berinisiatif memanggil pemilik kos untuk meminta kunci cadangan. Akan tetapi, karena pintu tetap tidak bisa dibuka, akhirnya sang ayah dan pemilik kos melepas engsel jendela kamar kos korban dan menemukan korban sudah tak bernyawa.
Usai mendapat laporan, polisi dan pihak Puskesmas langsung mendatangi kamar kos korban yang merupakan mahasiswa di salah satu perguruan tinggi swasta di Yogyakarta itu.
"Tidak ditemukan tanda tanda penganiayaan pada tubuh korban. Di leher ada jeratan melingkar," ungkap Udin, dilansir dari Kompas.com.
Sumber : Kompas TV/Kompas.com/Tribunnews
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.