YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Gunung Merapi di perbatasan jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengeluarkan 6 kali guguran lava pijar pada Rabu (5/7/2023).
Berdasarkan pengamatan selama enam jam mulai 00:00-06:00 WIB oleh Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi ( BPPTKG), diketahui jarak luncur maksimal lava pijar tersebut sejauh 1,5 Km ke Kali Bebeng.
Kepala BPPTKG, Agus Budi Santoso mengatakan, secara meteorologi, cuaca mendung dan berawan.
Angin bertiup tenang ke arah barat. Suhu udara 15.7-20 °C, kelembaban udara 78-99 persen, dan tekanan udara 872.6-949.1 mmHg.
“Secara visual, gunung jelas hingga kabut 0-III. Asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas tebal dan tinggi 50 m di atas puncak kawah,” tuturnya.
Baca Juga: Update Gempa Bantul: Berkekuatan Mag 6.4 dan Tidak Berdampak Pada Aktivitas Gunung Merapi
Ia menambahkan, berdasarkan pantauan, juga terjadi gempa guguran sebanyak 38 kali dengan amplitudo 3-26 mm, berdurasi 33.48-146.56 detik.
Kemudian hybrid/fase banyak berjumlah 14 kali dengan amplitudo 3-9 mm, S-P 0 detik berdurasi 572-9.8 detik.
Vulkanik dangkal terjadi satu kali dengan amplitudo 39 mm, durasi 10.08 detik.
Tektonik jauh terjadi sebanyak dua kali dengan amplitudo 3-5 mm, S-P tidak terbaca, durasi 57.48-60.44 detik.
“Tingkat aktivitas Gunung Merapi saat ini berada di level III atau siaga,” ucapnya.
Menurutnya, potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya, meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.
Sementara, pada sektor tenggara, sektor meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km.
Ia menambahkan, jika terjadi letusan eksplosif, lotaran material vulkanik bila dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Oleh sebab itu, ia mengimbau masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.
Baca Juga: Guguran Lava Pijar 43 Kali, Status Gunung Merapi Masih Siaga
Masyarakat juga diimbau agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar gunung.
“Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status Aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali,” ujar dikutip Tribunjogja.com.
Sumber : Tribunjogja.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.