KOMPAS.TV - Sebanyak 27 santri di Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat mengalami gejala keracunan makanan setelah menyantap sarapan pagi di pondok pesantren.
Peristiwa itu terjadi di Pondok Pesantren Al Islamiyah Desa Mandalamukti, Kecamatan Cikalongwetan, KBB pada Minggu (25/6/2023).
Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Cikalongwetan, AKP Nurmawan mengatakan, awalnya pada Minggu pagi, ada santri yang mual dan muntah.
"Awalnya ada santri yang mengalami mual dan muntah sekitar jam 9 pagi. Semakin siang hingga sore hari, jumlah santri yang mengeluhkan gangguan pencernaan," ujarnya, Minggu (25/6/2023) malam.
Saat mengetahui adanya santri yang mengalami mual dan muntah tersebut, pihak pesantren kemudian membawa para santri ke Puskesmas Cikalongwetan untuk mendapat penanganan medis pertama.
Baca Juga: Puluhan Pegawai Dinas Peternakan Keracunan Makanan
"Dari informasi sementara, para santri mengalami mual beberapa jam setelah menyantap sarapan pagi yang disediakan oleh pihak pesantren,” katanya.
“Namun kita belum bisa memastikan, apakah makanan itu yang menjadi sebab atau dari makanan di luar pesantren," ungkap Nurmawan, dikutip Kompas.com.
Berdasarkan pengakuan sejumlah santri yang mengalami gejala keracunan tersebut, mereka menyantap sarapan pagi berupa nasi, ayam suwir dan mie instan.
Berkaitan dengan peristiwa itu, pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) KBB mengambil sejumlah sampel makanan yang diduga menjadi penyebab keracunan massal tersebut.
"Kami sudah melakukan pengambilan sampel makanan yang dimakan oleh santri untuk diuji di Labkesda Jabar. Sampel makanan yang diambil ada ayam suwir, mie, muntahan, dan sampel air," ujar Sekretaris Dinkes Bandung Barat, Lia Nurlia Senin (26/6/2023).
Tak hanya mengambil sampel makanan, petugas kesehatan juga mengonfirmasi ulang para santri yang mengalami gejala keracunan.
Mereka dimintai keterangan mengenai makanan apa saja yang dikonsumsi sampai riwayat kesehatan yang dimiliki.
"Rata-rata keluhan yang dirasakan ada yang mual, muntah, dan diare. Mereka merasakan keluhan itu setelah mengkonsumsi makanan," kata Lia.
Saat ini, pihak Dinkes Bandung Barat belum mengetahui dari mana penyebab keracunan yang dialami oleh puluhan santri, sebab masih menunggu hasil uji laboratorium.
"Mungkin nanti setelah konfirm dari laboratorium dan keluar hasilnya, nanti baru kita bisa pastikan penyebab keracunan," jelas Plh Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Tedy Sulaksana.
Baca Juga: Puluhan Warga Magelang Diduga Keracunan Makanan Hajatan
Meski demikian, Tedy menduga puluhan santri yang mengeluhkan gejala mual, muntah, pusing, dan diare ini mengalami keracunan dari makanan yang mengandung bakteri.
"Dilihat dari gejalanya, mungkin itu bisa dari bakteri yang menyebabkan muntah dan mencret. Dugaannya dari mikroorganisme yang terdapat dalam makanan," sebut Tedy.
Sumber : Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.