JAKARTA, KOMPAS.TV - Kelompok Staf Medis (KSM) Anestesiologi dan Perawatan Intensif RSCM, dr Sidharta Kusuma Manggala alias Artamengatakan bahwa pasien obesitas ekstrem, Fajri (26), memiliki riwayat depresi.
Fajri juga sempat mengalami kecelakaan sebanyak dua kali yang menyebabkannya tak bisa banyak bergerak hingga memiliki berat badan yang mencapai hampir 300 kg.
“Kecelakaannya itu kalau nggak salah 8 bulan yang lalu, dan 3 tahun yang lalu. Kecelakaan kendaraan. Ada riwayat depresi juga dari pemeriksaan di sini,” kata Arta di RSCM, Jakarta Pusat, Rabu (14/6/2023).
Baca Juga: RSCM Bikin Ruangan Khusus untuk Fajri, Pria Obesitas: Bobol Pintu hingga Beli Alat Khusus
Usai mengalami kecelakaan, Fajri hanya bisa tidur dan beraktivitas di ruangan yang sama. Selama 8 bulan, dia tak dapat beraktivitas normal.
“Bahkan di ruangan itu melakukan kegitatan mohon maaf mulai dari buang air kecil, buang air besar, makan itu hanya di satu ruangan itu, jadi karena kecelakaan membuat dia sangat tidak aktif selama beberapa bulan,” sambungnya.
Arta bilang, pihaknya masih menyelediki lebih lanjut penyebab Fajri mengalami obesitas, termasuk adanya kemungkinan dari faktor komorbid dan genetik.
Sementara itu, Plt Direktur Utama Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) dr. Lies Dina Liastuti menjelaskan bahwa depresi yang dialami Fajri kemungkinan disebabkan karena berat badan tubuhnya yang besar.
Hal ini menyebabkan Fajri malu bersosialisasi ke masyarakat. Terlebih, berat badannya membatasi tubuh membuat dia tak dapat bertemu dengan orang lain. Hanya ditemani oleh ibu kandungnya yang sudah tua.
Baca Juga: Berat Badan Fajri Pria Obesitas Diperkirakan 260 Kg, RSCM: Kondisinya Lebih Berat dari Arya Permana
“Orang kalau di dalam kamar 8 bulan nggak keluar, pasti stres. Jadi sekarang kita sedang menangani depresi, mungkin dia stres karena gemuknya malu, kemudian dia nggak ketemu orang sehingga nggak ada teman, mengeluarkan unek-unek atau berbicara secara normal,” papar Lies.
Lies menuturkan, pihaknya juga akan memfasilitasi Fajri untuk memulihkan kondisi mentalnya.
“Kami di sini juga punya dokter dokter psikiatri atau psikolog yang bisa menjadi tempat orang-orang untuk mendiskusikan masalah depresinya.”
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.