HULU SUNGAI TENGAH, KOMPAS.TV - Sebuah mimpi besar hadir dari masyarakat di Desa Hapulang yang menggantungkan hidup dari perkebunan dan pertanian.
Namun mimpi tersebut terhambat lantaran akses jalan yang dimiliki warga untuk ke lokasinya bercocok tanam, sangat tidak memadai untuk menunjang kecepatan produksi.
Rinah, seorang warga Desa Hapulang yang kesehariannya menyadap karet mengaku sedih tiap kali harus melintasi jalan yang berbatu, becek dan kadang licin tergenang air tersebut.
Pengalaman pahit bahkan ia rasakan tatkala dirinya terjatuh kala tergelincir di jalan yang licin.
"Jatuh tersungkur karena licin, waktu tahu mau diperbaiki, saya senang sekali," ucapnya.
Kondisi ini dijelaskan lebih jauh oleh Kepala Desa Hapulang, Asrani.
Menurut Asrani, sejak banjir bandang 2021, memang banyak jalan yang terdampak hingga rusak parah, begitupun desanya yang berada di Kecamatan Haruyan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah ini.
"Saya pun sedih karena warga kami harus bersusah payah dalam mengangkut hasil panen dan kebunnya," tutur Asrani.
Baca Juga: TMMD Ke-116 Jiwa Gotong-Royong Bersatu Membangun Desa Hapulang
Datanglah seorang Babinsa dari Koramil 1002-03/Haruyan, Sertu Yusuf Rahmadani, mendengar keluhan tersebut kala melakukan kunjungan ke wilayah binaannya.
"Saya ajukan ke Komandan agar TMMD dilaksanakan di desa ini," tandasnya.
Hingga akhirnya, 10 Mei 2023, Desa Hapulang Resmi menjadi sasaran dan dimulailah program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-116 oleh Kodim 1002/Hulu Sungai Tengah.
Sang Komandan pun turun tangan, Dandim 1002/ Hulu Sungai Tengah, Letkol Kav Gagang Prawardhana, memastikan TNI AD hadir untuk membantu masyarakat Hapulang dan pembangunan di Kabupaten HST.
Sasaran fisik utamanya adalah peningkatan mutu jalan dengan pengecoran sepanjang 2,385 meter lebar 2,5 meter.
"Ini tujuannya ialah membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan ekonomi pertanian," tegas Dandim selaku Dansatgas TMMD Ke-116 Desa Hapulang.
Dari sinilah, gotong-royong semakin terasa, setiap harinya, warga bersama TNI dari satgas TMMD melaksanakan pembangunan secara fisik, pasir demi pasir diangkut, isi karung-karung semen ditumpahkan, lalu warga dan satgas pun bersatu.
Jalan yang nyaman itu pun kian terwujud, begitu pula jembatan baru yang lebih kokoh serta 3 gorong-gorong untuk perairan yang lebih baik.
Namun TMMD di Desa Hapulang tidak hanya tentang jalan, juga membantu mewujudkan kehidupan yang lebih layak.
Terdapatlah seorang pria renta, Ibi, tinggal di rumah tuanya yang sudah begitu lapuk dan sempit.
Ketika ditanya berapa usianya, Ibi bahkan tak begitu ingat dan hanya menyebut lebih 80 tahunan.
Sebab selama ini, ia hanya hidup sebatang kara di rumah beratap daun nipah kering tersebut.
Pendengarannya pun tak lagi baik, kadang perlu suara nyaring agar sang kakek mendengar.
Baca Juga: Jabat Danrem 101/Antasari yang Baru, Brigjen TNI Ari Aryanto : Korem Harus Jadi Solusi Masyarakat
Mengetahui hal itu, Dandim 1002/HST berinisiatif memberikan alat bantu dengar yang harus dipesannya dari luar HST karena tidak mudah ditemukan.
"Kita bantu pendengaran beliau, agar bisa lebih mudah nantinya berkomunikasi," terang Dandim Gagang.
Ibi pun akhirnya kembali merasakan telinganya berfungsi lebih baik, ia tersenyum lebar dan berterimakasih.
"Saya senang sekali, apalagi yang bisa saya katakan, bahagia, itulah," ungkapnya riang.
Bukan hanya harapan Ibi yang terjawab, namun Said dan warga lain yang setiap hari beribadah di Mushola Darul Khair juga begitu.
Mushola tersebut lebih nampak sebuah rumah kecil, tertulis tanggal di bagian sudut mushola bertuliskan tahun 1959.
Bangunannya memprihatinkan, bahkan saking sempitnya, kala hujan di malam tarawih, anak-anak berlarian ke dalam mushola, berjejal, bahkan tak bisa salat.
Said, tertunduk mengingat hal tersebut.
"Kami membayangkan bagaimana memperbaiki mushala ini, apakah kami sanggup, ternyata kami tidak sanggup," katanya sembari mengusap air yang tak tertahankan menetes di celah matanya.
Teringatlah pesan Danrem 101/Antasari, Brigjen TNI Ari Aryanto yang menegaskan prajuritnya untuk jadi solusi kesulitan masyarakat.
"Korem 101/Antasari harus jadi solusi di tengah-tengah kesulitan masyarakat," pesannya.
Baca Juga: TMMD Ke-116 Hadir di Desa Hapulang, Kodim 1002/HST Siap Bantu Perekonomian Masyarakat
Tergeraklah satgas TMMD, menyusun satu persatu batu, menguatkan pondasi, menambah luas muala, membangun toilet hingga atap tambahan.
Sehingga mushola tersebut pun berubah menjadi lebih indah, nyaman dan menarik.
"Kami sangat bangga, tidak ada yang bisa menggambarkan kebahagiaan kami," ungkap Said melihat musholanya kini.
Kehadiran TMMD pun, diakui manfaatnya oleh orang nomor satu di Bumi Murakata, yaitu Bupati Hulu Sungai Tengah, Aulia Oktafiandi.
“TMMD memberikan pelajaran berharga betapa pentingnya gotong-royong membangun bangsa,” ucapnya.
Sementara 30 mei 2023, warga berbondong ke lokasi TMMD menyambut Tim Pengawas dan Evaluasi (Wasev) yang dipimpin Waaster Kasad Bidang Wanmil dan Kermater, Brigjen TNI Hariyanto.
“Jenderal bintang satu,” begitu ucap para warga saat tahu kedatangan pejabat dari Mabes AD tersebut dengan begitu antusias layaknya melihat public figure yang begitu penting.
Usai berjalan dan meninjau progres TMMD, Brigjen TNI Hariyanto, menyebut program ini adalah untuk menjawab harapan masyarakat Hapulang.
Dalamnya makna TMMD dan kemanunggalan TNI dan rakyat diungkapkan layaknya air dan ikan.
“Kekuatan TNI AD ada di masyarakat, tanpa masyarakat kita bagaikan ikan tanpa air, ikan mati tanpa air,” tuturnya.
Baca Juga: Expo Nusantara, Flobamora Kalsel Ajak Beragam Suku Pamerkan Kekayaan Budaya Kepada Warga Banjarmasin
Merangkum semuanya, Pangdam VI/Mulawarman, Mayjen TNI Tri Budi Utomo, menyebut TMMD tidak hanya bermaksud membantu pemerintah daerah mensejahterakan masyarakat, juga menjaga kemanunggalan TNI dan rakyat sehingga menjadi Tangguh.
“Kami harapkan untuk menjadikan ruang, alat dan kondisi juang yang tangguh bagi kita semua,” tegas Pangdam VI/Mulawarman.
TMMD ke-116 Desa Hapulang pun berakhir 8 Juni 2023 dengan capaian sasaran seluruhnya 100%.
Diharapkan tidak hanya pembangunan yang lebih baik yang ditinggalkan oleh TNI di Desa Hapulang, namun juga semangat gotong-royong yang mendarah-daging dan terus meluas di segenap hati masyarakat Hapulang, Haruyan, Hulu Sungai Tengah dan terus pada Kalimantan Selatan.
Hingga gotong-royong selalu terjaga sebagai budaya, Jiwa dan semangat Sang Tanah Air Tercinta, Indonesia.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.