DENPASAR, KOMPAS TV - Penetapan Hari Arak Bali setiap 29 Januari oleh Gubernur Bali mendapat dukungan dari akademisi Prof Gelgel Wirasuta. Pengembangan produk tradisional Bali dari kearifan lokal Bali diharapkan menjadi peluang ekonomi bagi Bali.
Penetapan Hari Arak Bali ini akan menimbulkan dampak positif dan negatif . Namun, untuk mengantisipasi dampak negatif, ahli Farmasi Universitas Udayana menilai, pemerintah perlu hadir untuk mengedukasi Hari Arak Bali. Selain itu harus diperhatikan arak yang beredar merupakan arak yang berkualitas yang telah lulus uji BPOM, aturan minum, hingga batasan umur yang diperbolehkan minum arak. Prof Gelgel juga menekankan, Hari Arak bukan untuk mabuk-mabukan, namun bagaimana membranding nilai luhur warisan budaya.
Lebih lanjut disampaikan, produk alkohol menjadi salah satu produk yang dinikmati wisatawan di Bali. Dari data, 80 persen produk alkohol Indoneisa beredar di Bali dan hanya 0,9 persen produk alkohol lokal Bali seperti arak dan brem. Dengan penetapan Hari Arak Bali diharapkan produk tradisional dari kearifan lokal Bali semakin berkembang dan dapat mensejahterakan petani dan perajin arak.
#hariarakbali #arakbali #pemprovbali
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.