BULELENG, KOMPAS TV - Sejak satu tahun terakhir, perairan laut di Desa Patas, mulai dimanfaatkan untuk pengembangan rumput laut. Jenis rumput laut yang dikembangkan adalah jenis Eucheuma Cottonii.
Di tengah laut, sekelompok warga sedang memanen rumput laut, diatas perahu. Satu persatu tali yang berisikan rumput laut ditarik ke atas kapal. Selanjutnya rumput laut yang terikat di tali dilepaskan. Setelah lepas dari tali, rumput laut dimasukkan ke dalam karung plastik. Beberapa bagian rumput laut, dipisahkan untuk menjadi bibit, yang harus diikat kembali di tali.
Rumput laut yang telah diikat kembali, dibawa ke daratan. Di tepian pantai telah menunggu kelompok ibu-ibu, yang dengan cekatan mengikat rumput laut.
Kamilia, seorang ibu rumah tangga, telah mejalani pekerjaan sebagai tukang ikat rumput laut, sejak satu tahun terakhir. Perharinya, Kamalia, mendapat upah sebanyak 60 ribu hingga 80 ribu, tergantung dengan jumlah ikatan. Penghasilan yang didapat cukup membantu perekonomian keluarganya.
Berbeda dengan Abdul Kaid, sebelumnya berprofesi sebagai pencari ikan hias, kini beralih mengembangkan rumput laut. Satu kilogram rumput laut basah dihargai 4 ribu rupiah. Rumput laut yang ia tanam akan panen dalam waktu 40 hari.
Pengembangan budidaya rumput laut, akan terus dilakukan, menyesuaikan dengan kebutuhan pasar.
Rumput laut yang mulai dikembangkan di Desa Patas, mempunyai potensi yang cukup menjanjikan. Keterbutuhan pasar bahan baku rumput laut sangat tinggi. Dari 5 ribu ton rumput laut yang dibutuhkan, selama ini Desa Patas hanya mampu memproduksi 1.000 ton/ tahun.
#rumputlaut #desapatas #buleleng
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.