JAKARTA, KOMPAS.TV – TNI Angkatan Udara siapkan 8,8 ton garam NaCl untuk disemaikan di langit Jakarta dan Jawa Barat hari ini. Hal ini untuk melakukan antisipasi cuaca ektrem yang diprediksi terjadi hingga awal tahun 2023 mendatang
“Nantinya garam akan disemai pada koordinat yang sudah ditentukan oleh BMKG dan BRIN. Saat ini fokus penaburan garam berada di langit Jabodetabek dan Banten,” ujar Kadispen AU, Marsekal Pertama TNI Indan Gilang kepada KompasTV, Kamis (29/12/2022).
Sebagaimana diketahui, TNI AU mengerahkan dua pesawat jenis Cassa NC-212 Seri 200 untuk melaksanakan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC).
Setiap pesawat yang berangkat mampu membawa 800 kilogram bahan semaian garam NaCl dalam sekali terbang.
Hingga Selasa (27/12/2022) sudah dilaksanakan tujuh sorties penerbangan dengan total angkut 5.600 kilogram garam (NaCl) yang telah disemai.
Sebelumnya, Koordinator Laboratorium TMC Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Budi Harsoyo mengatakan, teknik ini digunakan untuk mencegah terjadinya hujan dengan intensitas sangat tinggi di wilayah Jakarta dan Jawa Barat.
"Strategi yang akan kami lakukan mengamankan pantura Jabar dan Jakarta, kita mencegah awan-awan yang terpantau dari radar BMKG masuk ke Jakarta dan pantura," kata Budi dalam keterangan resmi Dinas Penerangan TNI AU, dikutip dari Tribunnews.com, Rabu (28/12).
Baca Juga: Ini Dua Jenis Pesawat TNI AU untuk Modifikasi Cuaca, Terbang ke Langit Tabur Garam Cegah Banjir
Jika biasanya TMC digunakan untuk menurunkan hujan di titik yang mengalami kemarau atau kebakaran hutan dan lahan (karhutla), kali ini dimanfaatkan untuk membuang hujan pada potensi awan yang akan melintasi langit Jakarta dan Jawa Barat (Jabar).
"Kita jatuhkan lebih awal, kalau nggak disemai, maka akan jatuh di Jakarta," kata Budi.
Namun tidak menutup kemungkinan akan ada tambahan sorti jika masih ada potensi hujan sangat lebat di wilayah Jabodetabek.
Budi menekankan bahwa fungsi TMC adalah memodifikasi cuaca, yakni mengurangi intensitas hujan atau memunculkan potensi awan yang akan menghasilkan hujan.
Teknologi ini tidak bisa menghilangkan potensi hujan yang ada saat ini, hanya meminimalisir intensitasnya agar tidak memicu terjadinya banjir.
"Kita tidak bisa menghilangkan, tapi bisa mengurangi intensitas (hujan)," kata Budi.
Adapun kegiatan TMC ini dilaksanakan sejak 25 Desember 2022 dan akan berlangsung hingga 3 Januari 2023.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.