SEMARANG, KOMPAS.TV - Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, meminta pemerintah untuk berhati-hati dalam melakukan penghitungan impor beras, agar nantinya impor tersebut tidak merugikan petani.
Usai memberikan penghargaan Corporate Social Responsibility (CSR) kepada sejumlah pihak di Gedung Gradhika Bhakti Praja pada Selasa (13/12/22) siang. Ganjar mengatakan, pemerintah harus lebih hati-hati, apalagi presiden belum lama ini mendapatkan penghargaan ketahanan pangan dari International Rice Research Institute (IRRI). Penghargaan itu diberikan, atas keberhasilan sistem ketahanan pangan Indonesia dalam hal swasembada beras.
Diakuinya, menjelang akhir tahun, memang biasanya stok beras menurun. Meski begitu, Ganjar meminta pemerintah untuk menghitung jadwal tanam dan panen petani agar saat beras impor datang, tidak bertepatan dengan panen petani, sehingga tidak mengakibatkan harga beras anjlok.
“Saya minta agar pusat betul-betul memberikan informasi yang cukup komplit, hitung juga ketika hari ini petani menanam, pertimbangkanlah jerih payah mereka,“ Kata Ganjar.
Saat ini, petani tidak bisa mendapatkan pupuk subsidi 100 persen. Tak hanya itu, harga obat pertanian juga tidaklah murah. Karenanya, Ganjar berharap adanya jaminan harga hasil panen dari petani, agar petani sejahtera.
#imporberas #ganjarpranowo #ketahananpangan
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.