JAKARTA, KOMPAS.TV - Banyak orang yang menganggap kalau perempuan dan laki-laki yang berteman pasti memiliki perasaan satu sama lain. Akan tetapi, benarkah demikian?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, sebenarnya pengalaman dalam persahabatan atau pertemanan seseorang pastilah berbeda. Namun, selalu ada celah untuk perasaan tersebut muncul.
Peristiwa ini juga dirasakan oleh Anya dan Banni Datu. Mereka pun membahas fenomena pertemanan ini dalam siniar Kosan HAI bertajuk “Cewek Cowok Barengan, Emang Harus Pacaran?!” yang dapat diakses melalui dik.si/KosanHAIE5.
Keduanya sempat berdebat karena memiliki pengalaman yang berbeda. Anya bersama teman lelakinya sejak SMP mengaku tak ada benih-benih cinta di antara keduanya. Sementara itu, Banni kebalikannya.
Dikutip dari Scientific American, perasaan sepihak biasanya dirasakan oleh pihak laki-laki terlebih dahulu. Bahkan, sebuah studi pada 2012 menunjukkan kalau laki-laki lebih sering tertarik dalam hal seksual ke teman perempuannya.
Selain itu, teman laki-laki cenderung berpikir bahwa si perempuan tertarik pada mereka. Faktanya, perkiraan dan asumsi itu sebenarnya tidak ada hubungannya dengan perasaan teman perempuannya tersebut.
Asumsi yang menggebu-gebu itu membuat mereka percaya bahwa perasaannya bersifat timbal balik. Terlebih, kalau si teman perempuan adalah pribadi yang memperlakukannya dengan baik. Namun, hal ini tak menutup kemungkinan juga terjadi sebaliknya.
Baca Juga: Memahami Potensi Generasi Muda dalam Menghasilkan Karya
Sayangnya, banyak pula dari laki-laki dan perempuan yang sudah berteman enggan mengungkapkan perasaan sukanya. Hal ini disebabkan mereka takut jika hubungan pertemanannya akan hancur dan canggung.
Meski begitu, hubungan pertemanan antara perempuan dan laki-laki yang tak memiliki benih-benih cinta benar-benar ada di dunia nyata. Hubungan itu bahkan dikenal dengan hubungan platonik.
Dikutip Verywellmind, hubungan ini merupakan hubungan antara perempuan dan laki-laki yang tidak melibatkan perasaan dan seks. Jadi, murni berteman tanpa ada ikatan romansa di antaranya.
Biasanya, hubungan platonik terjadi karena adanya kesamaan hobi, kesadaran untuk saling memahami satu sama lain, kepentingan pekerjaan, hingga mencari dukungan sosial.
Dua orang yang berada dalam hubungan ini pun biasanya ditandai karena memiliki kedekatan satu sama lain, kejujuran karena mampu berbagi apa yang sedang mereka rasakan dan miliki, mau saling menerima dengan sikap terbuka, serta saling memahami ruang pribadi masing-masing.
Seiring berkembangnya zaman, generasi sekarang pun banyak yang menyukai hubungan platonik. Bahkan, Sosiolog, Michael Kimmel, mengungkapkan milenial kini lebih mampu melihat hubungan pertemanan antara perempuan dan laki-laki adalah hal yang normal.
Baca Juga: Pengaruh Korean Wave terhadap Strategi Pemasaran
Lantas, bagaimana kisah pertemanan Anya dan Banni Datu? Akankah mereka berhasil jadian dengan teman lawan jenisnya masing-masing?
Yuk, langsung aja dengarkan obrolan seru Banni dan Annya lainnya hanya melalui siniar Kosan HAI di Spotify. Di sana, ada banyak pula obrolan seru dan menarik seputar tren yang sedang viral di kalangan Gen Z.
Ikuti juga siniarnya agar kalian tak tertinggal tiap ada episode terbarunya. Akses sekarang juga episode ini melalui tautan berikut dik.si/KosanHAIE5.
Penulis: Alifia Putri Yudanti dan Ikko Anata
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.