RAJA AMPAT, KOMPAS.TV - Hiu Belimbing yang nama ilmiahnya stegostoma tigrinum, dalam tiga puluh tahun terakhir mengalami penurunan polusi, akibat dari degradasi habitat dan tingginya perburuan, untuk tetap menjaga dan melestarikan agar tidak terancam punah, metode yang di lakukan yaitu penetasan dan pengembang biakan hiu belimbing yang nantinya setelah cukup umur akan di lepas liarkan ke habitatnya merupakan program baru pertama kali di dunia.
Pulau KRI di Kabupaten Raja Ampat, menjadi lokasi di mana proses penetasan telur hiu belimbing yang sebelumnya di bawa langsung dari Australia dan di tetaskan di pulau KRI Raja Ampat.
Di lokasi ini, bayi-bayi hiu belimbing ini di rawat oleh pengasuh-pengasuh yang handal yang semuanya perempuan hebat dan ahli dalam dunia perikanan khususnya tentang hiu. Hingga saat ini bayi hiu telah berumur tiga bulan, nantinya setelah dianggap sudah dewasa atau sekitar tujuh bulan ke tiga hiu belimbing ini di lepas liarkan, yang terdiri dari satu hiu jantan dan dua hiu betina.
Sementara itu kepala bidang riset dan inovasi daerah Papua Barat, yang juga sekaligus ketua tim koordinasi pelaksana proyek restocking hiu belimbing proyek star di Provinsi Papua Barat, Charlie Heatubun, menyampaikan cukup mengapresiasi terkait langkah maju yang di lakukan ini untuk penyelamatan hiu belimbing di Raja Ampat.
ini merupakan langkah maju untuk menyelamatkan lingkungan khususnya biota laut yang sudah terancam punah, agar perlu dijaga dan dirawat, bukan merusak dan melakukan perburuan secara masif terhadap satwa dan habitat lainnya agar tetap ada dan dapat dinikmati oleh anak cucu.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.