BANDA ACEH, KOMPAS.TV - Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan, cakupan imunisasi dasar lengkap di Aceh terus menurun sejak beberapa tahun terakhir. Hal inilah yang menjadi penyebab munculnya penyakit berbahaya yang seharusnya bisa dicegah dengan imunisasi, seperti polio, campak klinis, difteri dan pertusis di Aceh.
Kini anak yang dinyatakan positif polio di Kabupaten Pidie bertambah menjadi empat kasus dan keempat anak ini berasal dari lingkungan tempat tinggal yang sama. Karena memang penyebaran virus polio ini sangat cepat terjadi melalui tinja, makanan atau air beracun atau sudah terkontaminasi virus.
Unicef bersama WHO perwakilan Aceh konsen untuk mengatasi KLB polio di Kabupaten Pidie karena hal ini menjadi perhatian dunia, mengingat negara se asia tenggara pada 2014 lalu menyatakan bebas dari polio, namun kini kasus polio kembali ditemukan dan menjadi kejadian luar biasa di Aceh.
Adapun upaya yang dilakukan diantaranya memberikan pendidikan epidemiologi, logistik, koordinasi dan advokasi dengan pemerintah Kabupaten Pidie. Petugas Unicef akan turun serentak bersama pemerintah kabupaten kota se-aceh untuk melaksanakan imunisasi polio massal yang dilaksanakan di pidie pada 28 November serta dilaksanakan diseluruh kabupaten kota pada tanggal 5 Desember mendatang.
Rendahnya cakupan imunisasi di Kabupaten Pidie karena beberapa faktor seperti penolakan orang tua terhadap anaknya diimunisasi, pro kontra terhadap halal haramnya penggunakan vaksin, serta dampak atau efek samping dari vaksin seperti demam.
Untuk mencegah penyebaran polio, Unicef mengimbau masyarakat Aceh agar menerapkan perilaku hidup bersih seperti menggunakan jamban bersih dan sehat, rajin mencuci tangan, serta program sanitasi desa bisa ditingkatkan.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.