PURWAKARTA, KOMPAS.TV - Metode green house ini menjadi pilihan para santri, untuk melakukan bercocok tanam berbagai jenis sayuran yang akan dijadikan bahan dasar pembuatan simping, di pondok pesantren Al-Muhajirin Purwakarta. Pakcoy, bayam merah dan bunga telang, adalah pilihan sayuran dari banyaknya sayuran yang bisa diolah. Sistem hidroponik dilakukan karena mampu menghasilkan sayuran yang segar dan higienis. Proses pembuatan simping khas Purwakarta, dimulai dengan membersihkan sayuran segar.
Bahan sayuran kemudian dipotong batangnya, dan bagian daun sayuran dihaluskan menggunakan alat blander. Sebagai bumbunya, dicampurkan bawang putih, garam dan santan, setelah halus kemudian diaduk dengan tepung tapioka hingga rata. Selesai pengadukan adonan, diambil sedikit demi sedikit ke alat cetakan. Untuk mendapatkan hasil maksimal, dibutuhkan keterampilan, konsentrasi hingga kecepatan, dalam proses pencetakan simping. Hal ini agar simping tidak overcook atau gosong karena teksturnya yang tipis.
Selanjutnya hasil simping yang sudah matang, langsung dikemas dengan kemasan yang sangat menarik. menurut santri, selain belajar agama mereka pun sangat bersyukur karena bisa mempelajari proses pembuatan simping sayur. Para santri berharap edukasi bisnis ini akan bermanfaat dikemudian hari. Selain dikonsumsi untuk para santri, simping ini juga di jual untuk kalangan masyarakat.
Satu bungkus di banderol dengan harga 15 ribu rupiah. Pihak pesantren juga bekerjasama dengan sejumlah ritel dan rest area, untuk pengembangan pemasaran. Diharapkan para santri memiliki bekal untuk kehidupan usai keluar dari pesantren.
Untuk lebih update berita seputar Jawa Barat, bisa klink link di bawah:
IG :https:www.instagram.comkompastvjabar
Youtube :https:www.youtube.comckompastvjaw...
Twitter :https:www.twitter.comkompastv_jabar
Facebook :https:www.Facebook.comkompastvjabar
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.