SEMARANG, KOMPAS.TV - Pemerintah terus bertekad untuk menerapkan ekonomi hijau yang didukung oleh beberapa kebijakan strategis. Sehingga seluruh stakeholder pun didorong untuk menuju ekonomi hijau. Dan salah satu contoh penerapan ekonomi hijau yakni produksi batik yang menggunakan pewarna alami dari mangrove, seperti yang dilakukan oleh pembatik di Kota Semarang. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) pun mendorong seluruh stakeholder di Jawa Tengah untuk menerapkan ekonomi hijau, sebagai salah satu cara mengatasi tantangan sosial dan demografi yang dihadapi Indonesia sekarang ini.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng, Adhi Wiriana, mengatakan, ekonomi hijau merupakan keterkaitan sumber daya alam dan sumber daya manusia, agar pembangunan bisa berkelanjutan. Selama ini BPS melalui produk domestik regional bruto(PDRB) belum memperhitungkan kehilangan sumber daya alam, seperti penggunaan minyak bumi dan pembangunan perumahan dari lahan produktif.
Hingga saat ini penggunaan energi baru terbarukan di Provinsi Jawa Tengah telah mencapai 19 persen. Dan pemanfaatan energi baru terbarukan akan terus didorong hingga tahun 2025 nanti ditargetkan bisa mencapai 23 persen.
Untuk mencapai target tersebut, berbagai upaya dilakukan salah satunya dengan mengeluarkan surat edaran Gubernur Jawa Tengah kepada seluruh pimpinan SKPD, agar gedung dinas dilakukan pemasangan energi surya.
Diakuinya sulit merubah kebiasaan masyarakat, sehingga dia mengerahkan seluruh stakeholder dan pendekatan agar pembangunan ekonomi hijau benar-benar dilakukan. Targetnya ke depan ekonomi hijau menjadi motor penggerak kegiatan ekonomi masa depan.
#energiterbarukan #semarang #jawatengah
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.