GILI TRAWANGAN, KOMPAS.TV – Kisruh polemik penyediaan air bersih di pulau wisata Gili Trawangan di Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB), belum usai. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Amerta Dayan Gunung dari Kabupaten Lombok Utara yang baru beroperasi menyuplai kebutuhan air bersih di Gili Trawangan, kembali mendapat tentangan dan protes dari warga.
Pasalnya, PDAM menetapkan tarif air yang lebih mahal ketimbang tarif air yang dipatok PT Berkat Air Laut (BAL), perusahaan swasta penyuplai air bersih yang sejak 2011 beroperasi di Gili Trawangan. Pemasangan meter air pun dibanderol PDAM dengan harga mahal, mulai Rp5,3 juta berdasarkan ukuran diameter pipa.
Padahal, warga Gili Trawangan telah memiliki meter air dan pipa distribusi air bersih, karena selama ini berlangganan air bersih dari PT BAL.
“Sepanjang yang masyarakat tahu, kalau PDAM yang menyalurkan air, seharusnya biayanya lebih murah. Begitu juga dengan pemasangan meter airnya. Tapi ini kenapa justru lebih mahal? Apalagi masyarakat juga sudah berlangganan air dengan PT BAL. Biaya ini membebani masyarakat,” ujar H Taufik, warga setempat, dalam pertemuan sosialisasi PDAM Amerta Dayan Gunung di kantor Dusun Gili Trawangan, Desa Gili Indah, Lombok Utara, NTB, Rabu (28/9/2022).
Baca Juga: Pasokan Air Tawar di Gili Trawangan Diputus sejak Semalam, Ratusan Wisatawan Batalkan Kunjungan
Mantan Kepala Desa Gili Indah ini juga mempermasalahkan tarif air PDAM di Gili Trawangan yang disebutnya sangat jomplang dengan tarif air PDAM di Gili Air, pulau yang termasuk dalam kawasan wisata Gili Tramena (Trawangan, Meno, dan Air) yang terletak paling dekat dengan Pulau Lombok.
“Di Gili Air, tarif air PDAM untuk kategori rumah tangga berkisar Rp2.500 – Rp10.000 per meter kubik (m3),” ujarnya.
Warga lainnya pula mengutarakan pendapat senada.
“Harga meter air ini keterlaluan. Padahal, awalnya kami sangat antusias sekali mendengar rencana PDAM akan masuk Gili Trawangan. Kami begitu berharap sekali, dengan PDAM masuk, tarif air akan lebih murah. Tapi ternyata…,” tutur Kule Inaba, seorang warga Gili Trawangan,
Diketahui, PDAM yang bekerja sama dengan PT Tiara Cipta Nirwana (TCN) mematok tarif air per m3 mulai Rp34.000 untuk kategori sosial seperti masjid dan musala, Rp35.000 untuk kategori rumah tangga, hingga Rp37.000 untuk kategori niaga atau bisnis.
Baca Juga: Heboh Catcalling Gili Trawangan, Warga Ungkap Pengalaman Serupa: Saya Diludahi, Ujungnya Baku Hantam
Sementara, PT BAL yang bekerja sama dengan Badan Usaha Milik Daerah Pemprov NTB, PT Gerbang NTB Emas (GNE), memberlakukan tarif yang berbeda.
Untuk biaya penyambungan atau pemasangan pipa, dikenakan tarif Rp2 juta. Tarif air per m3 untuk kategori sosial yang mencakup masjid dan mushala, dikenakan cuma-cuma alias gratis. Tarif untuk kategori rumah tangga dipatok di harga Rp18.000 per m3. Sementara untuk kategori bisnis atau komersial yang semula dipatok dengan tarif Rp46.500 dan sempat didiskon pada masa pandemi jadi Rp41.500, sejak Mei 2022 mengalami penyesuaian tarif dan dijual dengan harga Rp37.000 per m3.
“Dulu waktu membayar pemasangan meter PT BAL, kami tanda tangan di atas materai Rp6.000, tapi sekarang saat kami sudah punya meter air, kenapa masih disuruh bayar ini itu pasang meter lagi?” ujar Kule mempertanyakan kebijakan tarif pemasangan meter air baru dari PDAM yang dinilainya sangat mahal.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.