BANDUNG, KOMPAS.TV - Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung Ira Dewi Jani berpendapat penyandang HIV atau AIDS sulit terdeteksi karena adanya stigma masyarakat.
Padahal jika penyakit tersebut mudah dideteksi, harapan hidup sehat dan produktif bagi masyarakat yang mengidap gangguan kesehatan itu bisa semakin lebih tinggi.
"Makanya kita musti cari yang HIV/AIDS, karena kalau tidak, akan seperti fenomena gunung es," ungkap Ira dikutip dari Antara, Sabtu (27/8/2022).
Baca Juga: Penyebab dan Cara Penularan HIV/AIDS yang Kasusnya Tinggi di Bandung
Ira mengatakan para pengidap HIV atau AIDS biasanya malu untuk melakukan tes karena adanya stigma negatif dari masyarakat.
Hal itu rupanya juga membuat tenaga kesehatan kesulitan mendeteksi secara dini karena minimnya tes.
Padahal, menurutnya seseorang baru bisa didiagnosa menderita HIV ketika mereka melakukan tes. Pasalnya tak ada tanda dan gejala spesifik pada orang yang terjangkit penyakit itu.
"Jangan sampai ada yang meninggal karena sudah masuk fase AIDS. Semoga kita sudah bisa menemukan dan mengobati dari fase HIV saja," lanjutnya.
Baca Juga: Angka Kasus HIV/AIDS Tinggi, Pemkot Bandung akan Lakukan Pendataan Lebih Rinci
Adapun jumlah pengidap HIV di Kota Bandung jelas Ira mencapai 5.843 jiwa berdasarkan data dari tahun 1991 hingga 2021. Dari angka itu, 6 persen di antaranya mahasiswa.
Artinya jika dirata-rata, tiap tahun ada 300-400 kasus HIV/AIDS. Kasus itu, paling banyak diakibatkan oleh faktor heteroseksual.
Sumber : Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.