SORONG, KOMPAS.TV - Beginilah gambaran kehidupan Suku Kokoda yang hidup serba keterbatasan ditengah Kota Sorong, Papua Barat, yang terkenal sebagai kota jasa. Di 77 tahun Indonesia merdeka warga Suku Kokoda berharap, pemerintah dapat memberdayakan mereka dengan menyiapkan lapangan pekerjaan yang memadai.
Kehidupan masyarakat Suku Kokoda, yang tinggal di Kota Sorong, sebagian besar bergantung pada penjualan kayu bakau. Meskipun keahlian mereka malaut dan bertani, namun hasil penjualan kayu bakau dirasa sangat cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Jumlah masyarakat suku asli Kokoda yang berdomisili di Kelurahan Kladufu, Kota Sorong, bisa mencapai 1.600 kepala keluarga. Dengan jumlah demikian, sebagian besar dari mereka tidak memiliki pekerjaan yang pasti dan hanya berharap penjualan kayu bakau, yang keuntungannya bisa diperoleh hanya untuk makan sehari.
Saat beraktivitas ke luar rumah, sebagai warga ini harus melewati genangan air dan jembatan darurat yang terbuat dari kayu bakau, untuk bisa ke pasar dan aktivitas lainnya. Ini sudah dijalani mereka kurang lebih bertahun-tahun, sejak direlokasi dari tempat tinggal sebelumnya ke kompleks kilometer 8 Kota Sorong.
Suasana hari ulang tahun kemerdekaan sangat terasa di kompleks Suku Kokoda kilo meter 8, bendera merah putih dipasang pada sejumlah rumah, sebagai bentuk kebanggan mereka akan NKRI.
Mereka berharap pemerintah pun tidak melupakan mereka sebagai bagian dari NKRI, dengan menyiapkan lapangan pekerjaan yang memadai, agar mereka dapat memperbaiki ekonomi keluarga, serta adanya perbaikan infrastruktur untuk dapat menunjang aktivitas hidup sehari-hari.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.