DAIRI, KOMPAS.TV - Sebagai rangkaian kegiatan dari Semesta Dairi Memanggil yang kick off-nya sudah dilakukan di Jakarta beberapa waktu lalu, Pemerintah Kabupaten Dairi melalui kolaborasi antar OPD, seperti Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan, Dinas Pariwisata, Kebudayaan Pemuda dan Olahraga, serta Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM, mengadakan kegiatan peletakan batu pertama pembangunan kolam konservasi Ihan Batak di Desa Paropo II, Kecamatan Silahisabungan, Kamis (28/07/2022) yang dilakukan oleh Bupati Dairi Eddy Keleng Ate Berutu.
Kegiatan ini merupakan inisiasi dari Yayasan AUR Dairi Menenggoi, yang diketuai Dimitry Berutu yang prihatin atas keberadaan populasi ihan Batak, sebagai ihan purba endemik Danau Toba. Hadir Juga dalam kegiatan ini Kepala OPD dimaksud, Ketua TP PKK Ny. Romy Mariani Eddy Berutu, Camat Silahisabungan, Kepala desa se Kecamatan Silahisabungan, Ketua Yayasan Dairi Menenggoi, Dimitry Berutu, salah seorang relawan, Arane Le Anne, PPL, serta warga Silahisabungan.
Dalam kegiatan ini Bupati menjelaskan, ikan air tawar yang punya nilai budaya tinggi dari zaman dahulu yang biasa dimanfaatkan orang Batak dalam kegiatan budayanya, kini populasinya sudah semakin sedikit. Untuk itulah, kata Bupati, pemerintah bersama Yayasan AUR Dairi Menenggoi dan masyarakat selaku pemilik lahan bermitra.
Ada 2 bagian lagi yang membuat program ini sukses. Pertama Yayasan Aur Dairi Menenggoi yang menggagas dan menggulirkannya hingga hari ini dan masyarakat komunitas internasional yang peduli akan konservasi ini. Pemerintah bersama mitra sepakat melestarikan dan mengembalikan populasi ihan ini. Ini akan lebih sukses karena masyarakat pun ingin terlibat, kami ada di sini menandai awal dari upaya konservasi pelestarian ihan ini," kata Bupati.
Adapun jumlah awal dalam melestarikan ihan tersebut, Eddy Berutu menyebutkan pihaknya masih meletakkan hewan itu dalam bentuk embrio untuk ditempatkan di sebuah kolam.
"Masih dalam tahap awal embrio, jumlahnya puluhan dan nanti kemudian akan menjadi ratusan. Nanti, kita akan kembangkan ihan-ihan ini dalam 3 kolam yang pembangunannya kita awali hari ini sebagai kolam budidayanya," ujarnya.
Kedua, Eddy Berutu mengungkapkan, dengan populasinya yang sudah sedikit, harga ikan ini di pasar sangatlah tinggi, sehingga ihan tersebut bisa dijadikan sebagai ladang bisnis baru bagi masyarakat.
"Harga ini jauh di atas harga-harga ikan budidaya di Danau Toba. Rata-rata sekarang harganya Rp 150.000,- per ekor. Jadi selain mengkonservasi ihan, juga akan menunjang perekonomian masyarakat, sebagai bisnis baru nantinya," katanya menutup.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.