KOMPAS.TV, LAMPUNG – Para lansia di Dusun Krajan, Kecamatan Sidomulyo, Kabupaten Lampung Selatan memproduksi tusuk sate tradisional.
Aktivitas produksi ini sudah digeluti oleh mereka sejak belasan tahun lalu sebagai sumber mata pencarian tambahan.
“Senengnya, kita bisa punya keterampilan di rumah, kerja di rumah sambil ke ladang. Alhamdulilah, kita bisa bangun bata merah (bangunan) itu dari tusuk sate (penghasilan),” ujar Mbah Rumaji pengrajin tusuk sate.
Proses pembuatan tusuk sate sendiri dimulai dari pemotongan bambu, pembelahan sesuai ukuran, lalu pembersihan dan penajaman ujung bambu dilakukan dengan menggunakan alat sederhana.
Baca Juga: Imingi Pekerjaan, Pelaku Penipuan Gasak Motor Korban
Para lansia pembuat tusuk sate ini tergabung dalam sebuah paguyuban yang terdiri dari 131 orang di dalamnya. Dalam sehari mereka mampu memproduksi 20 hingga 40 kilogram tusuk sate.
Menurut Samadi Ketua Paguyuban Krajan, produk tusuk sate tradisional yang dibuat oleh para lansia ini dijual dengan harga 13 ribu rupiah per kilogram dan telah dipasarkan ke beberapa provinsi di Pulau Sumatera.
“Marketnya (pemasaran) wilayah Bandar Lampung dan distributor besar, itu dijualnya di Bengkulu, Jambi, Palembang ,” tuturnya.
Dari hasil membuat tusuk sate ini para lansia dapat memiliki penghasilan dan mampu menambah nilai ekonomi di usia senja.
Baca Juga: Polisi Akan Lakukan Penyidikan Bila Ada Indikasi Korupsi Dinkes Lampung
Selain itu,Paguyuban Krajan juga mengajak ribuan lansia lainya untuk mau bergabung dan membuat tusuk sate sehingga mampu memproduksi dalam jumlah besar dan memecahkan rekor muri.
#lansia #produksitusuksate #lansiaproduktif
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.