KLATEN, KOMPAS.TV - Di tengah meningkatnya harga beli elpiji beberapa pekan yang lalu, warga Pedukuhan Pandeyan, Desa Karanganom, Klaten Utara, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, memiliki inovasi untuk menciptakan biogas dari limbah produksi tahu. Di desa ini memang terdapat banyak perajin tahu. Setiap pabrik tahu membuat penampungan biogas yang bisa disalurkan ke beberapa warga.
Agar bisa memanfaatkan biogas, warga menyambung penampungan dengan pipa paralon, kemudian disalurkan ke kompor yang ada di rumah masing-masing. Menurut warga, hal ini mampu memangkas pengeluaran kebutuhan hidup sehari-hari, karena tidak perlu sering membeli gas elpiji. Ada yang menggunakan biogas khusus memasak setiap hari, namun ada juga warga yang menggunakan biogas untuk usaha menggoreng tahu.
Namun, saat pabrik tahu libur atau tidak berproduksi pada malam hari, maka warga tetap harus membeli gas elpiji cadangan, karena biogas limbah tahu ini tidak berfungsi bila pabrik tahu berhenti berproduksi.
"Yang punya pabrik kan punya pengolahan limbah, itu kan daripada limbahnya terbuang sia-sia bau, makannya dari pengusaha pabrik itu digunakan untuk membuat biogas," ujar Sarjono, Ketua RT.
Hartini, salah satu warga yang menggunakan biogas untuk menggoreng tahu. Meskipun harus menggunakan bantuan kayu bakar, Hartini mengaku, penggunaan biogas ini sangat membantu.
Dengan adanya biogas ini, sejumlah warga setempat sangat terbantu dalam memenuhi kebutuhan gas elpiji, sehingga warga tidak selalu menggantungkan gas elpiji.
#limbahtahu #biogas #elpiji
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.