TANJUNGPINANG, KOMPAS.TV – Belasan ekor sapi di Lampung Tengah diketahui terpapar penyakit mulut dan kuku (PMK). Karena kondisi itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Rika Azmi melarang Kota Batam mendatangkan kurban dari Lampung.
"Tidak boleh lagi, ini sesuai surat edaran Kasatgas Pusat Nomor 3 Tahun 2022 tanggal 3 Juli 2022 tentang Pengaturan Lalu Lintas Hewan Berbasis Kewilayahan," sebut Rika di Tanjungpinang, Kamis (7/7/2022), dikutip Antara.
Sebagai gantinya, Batam mendatangkan sapi dari daerah surplus di wilayah Kepri seperti Natuna, Anambas, dan Bintan selama musim kurban Iduladha. Mengingat, lalu-lintas hewan kurban dalam daerah masih diperbolehkan.
Rika berharap dengan pasokan hewan kurban sebanyak 813 ekor sapi dan sekitar 3.000 ekor kambing yang sebelumnya didatangkan dari Lampung Tengah, ditambah stok peternak lokal bisa mencukupi kebutuhan hewan kurban di Batam.
Baca Juga: Masuk Zona Merah PMK, Batam Kesulitan Penuhi Kebutuhan Hewan Kurban untuk Iduladha
Apabila tidak mencukupi, umat muslim yang akan berkurban karena keterbatasan mobilitas ternak di tengah mewabahnya PMK diimbau bisa ikut berkurban di wilayah-wilayah penghasil ternak.
"Kalau untuk di Kepri, bisa dilakukan di Natuna, Anambas, dan Bintan," ujarnya menjelaskan.
Sementara itu Ketua Komisi II DPRD Provinsi Kepri Wahyu Wahyudin menyebut jika Batam masih defisit sekitar 2.000 ekor sapi dari total kebutuhan sebanyak 3.000 ekor.
Ia pun berharap, pemerintah dapat mengizinkan pengiriman sapi kurban dari Kuala Tungkal Jambi atau Riau guna menutupi defisit hewan kurban jelang Idul Adha.
Paling tidak, ada 500 sampai 1.000 ekor lagi pemasukan sapi kurban ke Batam agar defisitnya tidak terlalu banyak.
"Kita khawatir, pasokan hewan kurban sedikit akan memicu lonjakan harga, hingga menyebabkan inflasi," ungkapnya.
Diketahui, berdasarkan data DKP2KH Kepri dari hasil uji tes Balai Veteriner (Bavet) Bukittinggi tanggal 3 Juli 2022, sebanyak 15 ekor sapi di Batam terpapar PMK.
Sapi terkena PMK tersebut didatangkan dari luar Provinsi Kepri yaitu Lampung Tengah. Namun kondisi sapi PMK ini diklaim sudah membaik, karena sudah diberikan vitamin ecoenzim dan jamu.
Sumber : Kompas TV/Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.