BREBES, KOMPAS.TV – Pola perekrutan anggota Khilafatul Muslimin terdiri dari sejumlah tahapan, dimulai dengan mengajak anggota mengikuti semacam kajian.
Penjelasan itu disampaikan oleh Wakil Ketua Umum MUI Brebes KH Hudalloh Karim atau Gus Huda menyikapi adanya Khilafatul Muslimin.
“Awalnya hanya diajak untuk mengikuti pengajian,” jelasnya dalam program Kompas Petang di Kompas TV, Rabu (1/6/2022).
Setelah mendapatkan anggota untuk mengikuti pengajian, para perekrut kemudian memantau jemaah yang dianggap militan.
Mereka (anggota-anggota yang dianggap militan-red) kemudian akan dijadikan dai-dai khusus.
“Ajakan awal ini membuat tertarik karena hanya mengajak mengaji, memakmurkan masjid, tidak ada soal pemerintahan atau konsep-konsep negara, salah satunya soal khilafah itu,” tuturnya.
Baca Juga: Dari Konvoi hingga Sebarkan Selebaran, Khilafatul Muslimin Tuai Kecaman
Gus Huda juga menjelaskan, pihaknya telah melakukan pertemuan dengan sejumlah ormas Islam di Brebes, dan menyepakati empat hal.
“FKUB melalui ketuanya menyesalkan konvoi tersebut karena secara tidak langsung menyebabkan keresahan di masyarakat,” tuturnya.
Sementara, dari ormas Islam lain, seperti GP Ansor, menindaklanjuti statement Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas bahwa konsep Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sudah disepakati sejak lama, sejak negara ini belum merdeka.
Kesepakatan lain dari hasil pertemuan FKUB pasca konvoi massa Khilafatul Muslimin di Brebeas adalah meminta pada pihak berwenang dalam hal ini polisi, jika ada celah hukum maka harus segera melakukan tindakan.
Kemudian, FKUB juga menolak dengan tegas konsep khilafah.
Mengenai munculnya gerakan ini di Brebes, Gus Huda menyebut ada kemungkinan bahwa sebagian wilayah Brebes merupakan basis, dan pendahulu-pendahulu yang bekas anggota Negara Islam Indonesia (NII) masih menyimpan akidah yang kuat.
“Sehingga ketika ada komando bergerak, maka seperti ada angin segar bagi mereka.”
Adapun ciri pergerakan kelompok Khilafatul Muslimin, lanjut Gus Huda, sangat halus, bahkan tak jarang mereka mengiikuti ormas-ormas lain, sehingga sulit dideteksi.
Baca Juga: Jaringan Moderat Indonesia Sebut Pimpinan Khilafatul Muslimin Seorang Residivis
“Tapi karena kejelian petugas, akhirnya terungkap ada 100 lebih anggota khilafatul muslimin ini, kebanyakan dari luar daerah yang pindah ke Brebes,” tutur dia.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.