BANJARMASIN, KOMPAS.TV - Penyakit mulut dan kuku berdampak pada terganggunya pasokan daging.
Terlebih wabah tersebut kini meluas dan waktunya berdekatan dengan hari Raya Idul Adha.
Contohnya saja di Pasar Sentra Antasari, Banjarmasin, Kalimantan Selatan yang kini sudah mengalami kenaikan harga daging sapi dari 130 ribu menjadi 150 ribu rupiah.
Baca Juga: Dampak Wabah PMK, Daging Sapi di Pasaran Berkurang, Ikan Laut Jadi Lebih Laris
Kondisi ini diakui Dinas Perdagangan Provinsi Kalimantan Selatan terjadi akibat daerah sumber ternak sapi dari Surabaya, Jawa Timur untuk Kalimantan Selatan dihentikan oleh pemerintah setempat karena sedang diberlakukannya lockdown akibat munculnya penyakit mulut dan kuku pada ternak sapi.
Meski demikian pihaknya memastikan ketersediaan daging sapi di pasaran dalam kondisi aman.
Lantaran pasokan sapu masih bisa diambil dari Sulawesi dan Nusa Tenggara Barat.
"Pemda juga sudah berupaya untuk mencari pasokan dari daerah lain yang masih bebas dari penyakit tersebut," terang Kepala Dinas Perdagangan Provinsi Kalimantan Selatan.
Baca Juga: Antisipasi Wabah PMK, Dinas Peternakan Periksa 85% Sapi di Kabupaten Banjar, Hasilnya Masih Aman
Dengan kondisi ini, Ani, seorang pedagang daging sapi menyebut dagangannya sepi lantaran naiknya harga akibat lockdown.
Padahal dalam hari normalnya usaha daging sapi di sini mampu menghabiskan lebih dari satu pikul dibanding saat ini yang hanya terjual sebanyak 50 kilogram per harinya.
"Selama sapi yang tidak bisa di kirim ke Banjarmasin ini naik harganya, sekitar 170 an sekali sebelumnya cuma 130," ungkap Ani.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.