LUMAJANG, KOMPAS.TV - Jumlah sapi yang mati akibat wabah penyakit mulut dan kuku di Lumajang, Jawa Timur, terus bertambah. Rabu (18/5/2022) sore, seekor sapi mati akibat terinfeksi wabah PMK. Padahal sehari sebelumnya, sapi tersebut sempat dikunjungi Bupati Lumajang Thoriqul Haq, dan sempat dilakukan penyuntikan sebanyak tiga kali.
Warga di Desa Kalibendo, Kecamatan Pasirian beramai-ramai menggotong sapi milik Buamar, yang mati akibat terjangkit wabah PMK. Sapi betina tersebut terpaksa dikubur dibelakang rumahnya agar mempermudah proses pengangkatan karena ukuran sapi besar dan berat.
Menurut Buamar, sapinya tersebut sempat bisa makan, tidak berliur menerus dan kakinya sudah bisa dibuat berdiri. Namun, dalam dua hari terakhir, tiba-tiba saja sapinya lemas kembali dan tidak mau makan. Bahkan, kukunya sempat terkelupas. Padahal sebelumnya, sapinya sempat ditawar pedagang seharga 18 juta rupiah.
Sehari sebelumnya, Bupati Lumajang Thoriqul Haq sempat mengunjungi sapi tersebut. Saat itu, Bupati meminta dokter hewan untuk memberikan penyuntikan penurun panas, vitamin dan antibiotik. Selain itu, Bupati juga meminta pemiliknya untuk tidak menjual terlebih dahulu, sebelum kondisi sapi sembuh total.
Data dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Lumajang, angka hewan ternak warga yang terpapar wabah PMK terus bertambah. Angka kematianpun juga terus bertambah. Untuk itu, warga diminta untuk lebih meningkatkan kebersihan kandang mereka, pemberian vitamin dan diberi minuman tambahan alami atau empon - empon.
#beritalumajang
#sapilumajang
#wabahpmklumajang
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.