Kompas TV regional update

Kelebihan Beban dan Sopir Minim Kecakapan Jadi Penyebab Lakalantas Tewaskan Belasan di Manokwari

Kompas.tv - 17 April 2022, 10:31 WIB
kelebihan-beban-dan-sopir-minim-kecakapan-jadi-penyebab-lakalantas-tewaskan-belasan-di-manokwari
Kapolres Manokwari AKBP Parasian Herman Gultom (Sumber: Kompas Tv)
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana | Editor : Purwanto

MANOKWARI, KOMPAS.TV – Hasil rekonstruksi kecelakaan lalulintas yang menewaskan belasan orang di Manokwari menguatkan dugaan bahwa peristiwa itu terjadi karena kelebihan beban dan minimnya kecakapan pengemudi.

Hal itu disampaikan Direktur Direktorat Lalulintas Kepolisian Daerah Papua Barat, Kobes Raydian Kokrosono, Minggu (17/4/2022).

Kecelakaan truk di jalan Trans Manokwari-Pegunungan Arfak terjadi Rabu, 13 April 2022, dini hari. Sebanyak 18 dari 29 orang yang diangkut truk itu tewas.

Tiga hari setelah kejadian, polisi merekonstruksi kecelakaan tersebut.

Dalam rekonstruksi itu polisi menggunakan alat traffic accident analysis (TAA), untuk mengetahui kronologi, pola kejadian, informasi teknis, dan kondisi infrastruktur di lokasi.

“Dari hasil rekonstruksi yang dilakukan semakin menguatkan laporan awal, bahwa kecelakaan maut di ruas jalan Manokwari-Pegunungan Arfak adalah faktor kelebihan beban dan minimnya kecakapan pengemudi,” kata Raydian pada jurnalis Kompas TV Manokwari, Raid Fatahuddin.

Baca Juga: Tragis 18 Orang Tewas Akibat Kecelakaan Tunggal Di Pegunungan Arfak Papua Barat

Dia menambahkan, rekonstruksi dengan menggunakan alat TAA belum bisa diketahui hasilnya.

Menurutnya, hasil rekonstruksi dari alat TAA baru bisa diketahui dalam satu hingga dua hari ke depan.

Baca Juga: Kecelakaan Truk Maut di Manokwari, 18 Orang Petambang Emas Tewas

Sementara, Ketua Subkomite LLAJ Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Ahmad Wildan, menyebut kondisi geometrik jalan di lokasi kecelakaan tersebut berbukit.

Dalam jarak tujuh kilometer saja, terdapat perbedaan ketinggian hingga 750 meter.

“Selain itu, di titik terjadinya kecelakaan cukup ekstrem dengan gradien jalan mencapai 48 persen,” ujarnya menjelaskan.

“Sehingga menyebabkan laju kendaraan semakin tinggi akibat gravitasi bumi.”

Dia mengingatkan, pada kondisi jalan seperti itu, perlu ada mitigasi kecelakaan dan edukasi pada pengemudi, agar memperhatikan batas maksimal muatan.

Selain itu, pengemudi disarankan menggunakan engine break daripada service break, serta menggunakan gigi perseneling rendah.

Untuk diketahui, di lokasi kecelakaan terlihat tdak ada rambu-rambu lalulintas sebagai penunjuk maupun pengarah bagi pengemudi.

Bahkan, pagar pelindung pada sisi jalan pun juga tidak ada.




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x